Ekonomi 2012, Pemerintah Harus Waspadai 3 Hal:
Ilustrasi. Foto: Corbis
JAKARTA - Kondisi fundamental ekonomi Indonesia dinilai lebih baik dibandingkan dengan negara-negara maju saat ini. Ketahanan ekonomi di Tanah Air pada 2012 pun masih cukup kuat.“Meski demikian, ada tiga hal penting yang harus diwaspadai oleh pemerintah,” kata Ketua Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan DPP PPP Aunur Rofiq dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (28/12/2011).Ketiga hal yang patut diwaspadai tersebut pertama, memburuknya kondisi ekonomi dan keuangan global akibat berlarutnya pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan lambatnya pemulihan krisis Eropa.“Dampaknya terhadap perekonomian domestik sudah terjadi sejak September dengan terjadinya pelarian modal asing, melemahnya rupiah, naiknya yield obligasi Pemerintah, sampai anjloknya harga saham yang sudah terasa sejak September 2011,” bebernya.
Kedua, terjadinya pelambatan pertumbuhan sebagai dampak dari penurunan harga komoditas internasional yang berdampak pada penurunan kinerja ekspor dan investasi. Menurutnya, ekonomi Indonesia tahun mendatang akan sangat tergantung pada kemampuan memobilisasi kekuatan domestik.
“Ketiga, masih besarnya kebutuhan untuk penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan. Jumlah pengangguran dan penduduk miskin masih relatif besar,” ujarnya. Diketahui, jumlah penduduk miskin pada 2010 mencapai 31 juta orang atau 13,3 persen dari jumlah penduduk. Demikian pula jumlah pengangguran terbuka pada Agustus 2011 mencapai 6,6 persen dari angkatan kerja sebesar 117,4 juta orang. Menyadari berbagai kemungkinan tersebut, Pemerintah pun dinilai perlu mengoptimalkan tiga potensi dan peluang yakni struktur ekonomi Indonesia yang masih berorientasi pada kekuatan permintaan domestik yang ditopang oleh kinerja sector UMKM dan informal.
“Sektor ini telah menunjukkan kemampuannya dalam memberikan andil dalam perekonomian nasional terutama dalam menghadapi krisis. Kemudian kuatnya fundamental ekonomi Indonesia dengan pasar dan sumber daya alam yang besar masih menjadi daya tarik bagi investasi ke depan, baik PMA maupun PMDN,” tandasnya.
Peluang ini semakin terbuka lebar dengan kenaikan peringkat Indonesia yang telah kembali menjadi investment grade sejak krisis pada 1997-1998. Dalam dua tahun terakhir jumlah PMA dan PMDN, baik dalam bentuk pemberian izin maupun nilai investasi, memang telah meningkat pesat. Sebagai contoh, aliran dana asing yang masuk dalam bentuk PMA naik dari USD13,4 miliar pada 2010 menjadi USD18,6 miliar pada 2011. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat sepanjang terus dilakukan perbaikan iklim investasi dan percepatan implementasi berbagai proyek infrastruktur. Kemudian, jumlah dana di lembaga keuangan khususnya perbankan Indonesia yang belum mampu dimanfaatkan sektor riil masih besar. Kelebihan likuiditas inilah yang selama ini terpaksa diserap oleh Bank Indonesia (BI), yang dewasa ini berjumlah sekira Rp430 triliun. (ade)
Misbahol Munir – Okezone Rabu, 28 Desember 2011 18:17 wib http://economy.okezone.com/read/2011/12/28/20/548502/ekonomi-2012-pemerintah-harus-waspadai-3-hal
Ilustrasi. Foto: Corbis
JAKARTA - Kondisi fundamental ekonomi Indonesia dinilai lebih baik dibandingkan dengan negara-negara maju saat ini. Ketahanan ekonomi di Tanah Air pada 2012 pun masih cukup kuat.“Meski demikian, ada tiga hal penting yang harus diwaspadai oleh pemerintah,” kata Ketua Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan DPP PPP Aunur Rofiq dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (28/12/2011).Ketiga hal yang patut diwaspadai tersebut pertama, memburuknya kondisi ekonomi dan keuangan global akibat berlarutnya pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan lambatnya pemulihan krisis Eropa.“Dampaknya terhadap perekonomian domestik sudah terjadi sejak September dengan terjadinya pelarian modal asing, melemahnya rupiah, naiknya yield obligasi Pemerintah, sampai anjloknya harga saham yang sudah terasa sejak September 2011,” bebernya.
Kedua, terjadinya pelambatan pertumbuhan sebagai dampak dari penurunan harga komoditas internasional yang berdampak pada penurunan kinerja ekspor dan investasi. Menurutnya, ekonomi Indonesia tahun mendatang akan sangat tergantung pada kemampuan memobilisasi kekuatan domestik.
“Ketiga, masih besarnya kebutuhan untuk penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan. Jumlah pengangguran dan penduduk miskin masih relatif besar,” ujarnya. Diketahui, jumlah penduduk miskin pada 2010 mencapai 31 juta orang atau 13,3 persen dari jumlah penduduk. Demikian pula jumlah pengangguran terbuka pada Agustus 2011 mencapai 6,6 persen dari angkatan kerja sebesar 117,4 juta orang. Menyadari berbagai kemungkinan tersebut, Pemerintah pun dinilai perlu mengoptimalkan tiga potensi dan peluang yakni struktur ekonomi Indonesia yang masih berorientasi pada kekuatan permintaan domestik yang ditopang oleh kinerja sector UMKM dan informal.
“Sektor ini telah menunjukkan kemampuannya dalam memberikan andil dalam perekonomian nasional terutama dalam menghadapi krisis. Kemudian kuatnya fundamental ekonomi Indonesia dengan pasar dan sumber daya alam yang besar masih menjadi daya tarik bagi investasi ke depan, baik PMA maupun PMDN,” tandasnya.
Peluang ini semakin terbuka lebar dengan kenaikan peringkat Indonesia yang telah kembali menjadi investment grade sejak krisis pada 1997-1998. Dalam dua tahun terakhir jumlah PMA dan PMDN, baik dalam bentuk pemberian izin maupun nilai investasi, memang telah meningkat pesat. Sebagai contoh, aliran dana asing yang masuk dalam bentuk PMA naik dari USD13,4 miliar pada 2010 menjadi USD18,6 miliar pada 2011. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat sepanjang terus dilakukan perbaikan iklim investasi dan percepatan implementasi berbagai proyek infrastruktur. Kemudian, jumlah dana di lembaga keuangan khususnya perbankan Indonesia yang belum mampu dimanfaatkan sektor riil masih besar. Kelebihan likuiditas inilah yang selama ini terpaksa diserap oleh Bank Indonesia (BI), yang dewasa ini berjumlah sekira Rp430 triliun. (ade)
Misbahol Munir – Okezone Rabu, 28 Desember 2011 18:17 wib http://economy.okezone.com/read/2011/12/28/20/548502/ekonomi-2012-pemerintah-harus-waspadai-3-hal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar