Ikan Sidat_Gambar Taqorrub.com |
Budidaya ikan sidat primadona eksport paling menguntungkan demikian kalimat yang pas buat makhluk yang satu
ini. Ikan sidat atau bahasa latinnya anguilla spp, bentuknya mirip
belut. Di berbagai daerah Ikan ini memiliki nama berbeda, seperti,ikan masapi (Bugis), ikan moa (Betawi), ikan
lubang (Sunda), ikan pelus (Lampung). Ikan Sidat kini
telah menjadi primadona eksport di dunia perikanan, itu karena harganya yang super mahal dan kandungan gizinya yang mengalahkan Ikan Tenggiri dan Ikan Salmon.
Ada sekitar 7 dari 18 jenis
Sidat di dunia. Diantara ke 7 ikan itu setidaknya ada 4 yang akrab di kalangan
pebisnis Ikan Sidat, yaitu Anguilla
bicolor, Anguilla marmorata, Anguilla nebulosa, dan Anguilla celebesensis. 2
diantaranya, yang paling populer di kalangan pebisnis ekspor ikan Sidat.
Ikan sidat memiliki potensi ekspor yang menjanjikan, karena
Ikan Sidat ternyata mempunyai kandungan vitamin yang tinggi. Hati Ikan Sidat
memiliki 15.000 IU/100 gram kandungan vitamin A. Lebih tinggi dari kandungan
vitamin A mentega yang hanya mencapai 1.900 IU/100 gram. Bahkan kandungan DHA
ikan sidat 1.337 mg/100 gram mengalahkan Ikan Salmon yang hanya tercatat 820
mg/100 gram atau Tenggiri 748
mg/100 gram. Sementara kandungan EPA Ikan Sidat
mencapai 742 mg/100 gram, jauh di atas Ikan Salmon yang hanya 492
mg/100 gram dan tenggiri yang hanya 409 mg/100
gram.
Peluang inilah sebaiknya menjadi pilihan yang perlu ditangkap
oleh pelaku usaha budidaya
ikan terutama di daerah pantai, tentu di pantai yang air bakunya sesuai dengan habitat ikan
sidat seperti di pesisir Karawang dan Banyuwangi. Selain budidaya ikan sidat di
kawasan pantai, ikan Sidat juga bisa di budidayakan secara modern terintegrasi
seperti yang dikembangkan oleh PT. Sidat Indonesia di Pamijahan, Bogor, Jawa
Barat.
Budidaya Ikan Sidat Kabupaten Karawang.
Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang,
letak geografis BLUPPB ini sebelah utara berbatasan dengan Pantai Utara Jawa.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Dusun Cimunclak. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Ciwadas tepatnya di Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar,
Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. BLUPPB mengembangkan budidaya produk perikanan dari jenis
air tawar, air payau, dan laut. Jenis ikan yang dibudidayakan di tempat ini,
yakni udang, kerapu, patin, sidat, bandeng, dan rumput laut. Luas sebaran
potensi tambak di Kabupaten Karawang mencapai 15.567 hektare yang tersebar di 9
kecamatan, salah satunya BLU
Pandu yang dikelola langsung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan ini.
Seperti Saya jelaskan sebelumnya, salah satu budidaya perikanan
yang dikembangkan di kawasan ini, budidaya Ikan Sidat. Tempat ini juga sering
dijadikan lokasi Agromania yang bekerjasama dengan Kementerian Kelautan danPerikanan Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Tambak Pandu Karawang yang mengadakan pelatihan budidaya dan bisnis Ikan Sidat bagi peminat, pemula dan
calon pembudidaya dan pebisnis ikan Sidat. Sa'at ini, BLU Pandu Karawang juga menjalin kerjasama untuk produksi Ikan Sidat melalui pelaksana kerjasama
budidaya antara PT. Asama Industry Co Ltd (perusahaan Industri Jepang)
dengan PT. Suri Tani Pemuka.
Budidaya Ikan Sidat Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi menjadi lokasi yang dilirik investor
Jepang untuk budidaya Ikan Sidat. Hal ini dibuktikan dengan diterbitkannya izin
prinsip dari Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM). Ikan Sidat menjadi komoditi ekspor unggulan
Kabupaten Banyuwangi ke Jepang dan Timur Tengah. Seperti dijelaskan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan KabupatenBanyuwangi Agus Siswanto, Banyuwangi dipilih oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan menjadi daerah proyek
percontoan taman program pembangunan kawasan pengembangan teknologi, inovasi
serta sarana pendidikan dan pelatihan para nelayan dan budidaya ikan (technopark)
pengembangan budidaya Ikan Sidat. Banyuwangi dipilih karena memiliki kualitas air baku yang
cocok untuk budidaya Ikan Sidat. Kualitas air per 25 miligram sampel hanya
mengandung 10 ribu koloni bakteri.
Potensi Ekspor Ikan Sidat
Seperti dimuat Harian Umum Pelita. Permintaan ekspor Ikan
Sidat meningkat. "SIDAT (Anguilla spp), merupakan komoditas perikanan yang belum banyak dikenal orang. Padahal,
hewan yang mirip dengan belut ini memiliki potensi luar biasa sebagai komoditas
dalam negeri maupun ekspor. Saat ini, permintaan ekspor sidat terus meningkat
bahkan, harga jualnya juga mengiurkan. Ikan
sidat menjadi salah satu jenis ikan yang laku di pasar internasional. Negara peminta, antara lain Jepang, Hongkong,
Belanda, Jerman, Italia. Dengan begitu,
ikan ini memiliki potensi sebagai komoditas ekspor. Ikan Sidat termahal
jenis Anguilla Bocolor. Anguilla Bocolor menjadi primadona ekport termahal karena
memiliki kandungan lengkap protein, Vitamin A, DHA (Decosahexaenoic acid),
Kandunga EPA (Eicosapentaenoic Acid) hingga zat Albumin. Harga di tingkat
peternak mencapai Rp.600.000
perkilogram. Sedangkan harga ekspor ke Jepang
sekitar US$150 perkilogramnya (sekitar Rp.2 juta), demikian kata Dian Tugu
(Instruktur Balai Diklat Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
Banyuwangi) di sela-sela pameran perikanan di Kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan
(KKP), Jakarta Pusat. Permintaan Ikan Sidat ke Jepang saja mencapai 120.000 ton pertahun.
Budidaya Ikan Sidat
Untuk membudidayakan ikan sidat ini, seperti yang dilakukan
Doni pembudidaya Ikan Sidat dari
Tulungagung. Dia harus
mendatangkan benih ikan sidat atau glass eel , dari nelayan di Pantai Sidem,
Tulungagung, seharga Rp. 2,5 juta hingga Rp. 7 juta per kilogram, yang berisi 7
ribu hingga 8 ribu ekor benih sidat. Menurut Doni, "Selama ini untuk
mendapatkan benih sidat masih mengandalkan tangkapan dari alam, kami membelinya
dari nelayan Pantai Sidem, karena benih sidat masih belum dapat dibudidayakan
sendiri".
Ikan sidat adalah salah satu jenis ikan yang bentuknya mirip
belut, tapi bedanya, ikan sidat hidup di air bukan di lumpur. Ikan sidat
mempunyai sirip di dekat kepalanya. Untuk proses adaptasi kehidupan benih sidat
atau glass eel, dari air laut menjadi air tawar, perlu menyediakan kolam khusus
yang berisi air tawar yang kemudian
diberi garam tanpa yodium, agar air menjadi payau.
Tahapan berikutnya,
benih sidat dimasukan ke kolam air payau buatan itu. Setelah benih sidat beradaptasi
hidup di air payau, baru dipindahkan di kolam air tawar. Proses adaptasi ini
memakan waktu sekitar 1 bulan. Dalam proses adaptasi, glass eel diberi makan
cacing sutera. Setelah sukses beradaptasi dan terbiasa hidup di air tawar,
sidat bisa dipindahkan ke kolam pembesaran.
Pakan Ikan Sidat
Agar cepat besar, ikan sidat diberi makan campuran tepung
ikan dan vitamin. Dengan sirkulasi air yang bagus dan pakan yang bergizi, ikan
sidat dapat di penen setelah berumur 8 bulan hingga 1,5 tahun, tergantung besar
kecil ukuran sidat yang diinginkan.
Lengkapnya bisa browsing, beli buku panduan atau mengikuti pelatihan budidaya
Ikan Sidat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar