I.
PENDAHULUAN
Pengembangan
peternakan diarahkan untuk mewujudkan kondisi peternakan yang maju, efisien dan
tangguh yang dicirikan oleh kemampuannya menyesuaikan pola dan struktur
produksi dengan permintaan pasar serta kemampuannya terhadap pembangunan
wilayah, kesempatan kerja, pendapatan, perbaikan taraf hidup, perbaikan
lingkungan hidup serta berperan dalam pertumbuhan ekonomi.
Perkembangan
usaha peternakan unggas di Indonesia relatif lebih maju dibandingkan usaha
ternak yang lain. Hal ini tercermin dari kontribusinya yang cukup luas dalam
memperluas lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan terutama
sekali dalam pemenuhan kebutuhan makanan bernilai gizi tinggi. Salah satu usaha
perunggasan yang cukup
berkembang di Indonesia adalah usaha ternak itik. Meskipun tidak sepopuler ternak ayam, itik mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur dan daging. Jika dibandingkan dengan ternak unggas yang lain, ternak itik mempunyai kelebihan diantaranya adalah memiliki daya tahan terhadap penyakit. Oleh karena itu usaha ternak itik memiliki resiko yang relatif lebih kecil, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan.
berkembang di Indonesia adalah usaha ternak itik. Meskipun tidak sepopuler ternak ayam, itik mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur dan daging. Jika dibandingkan dengan ternak unggas yang lain, ternak itik mempunyai kelebihan diantaranya adalah memiliki daya tahan terhadap penyakit. Oleh karena itu usaha ternak itik memiliki resiko yang relatif lebih kecil, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan.
Itik
merupakan salah satu aset nasional dan sekaligus komoditas yang bisa diandalkan
sebagai sumber gizi dan sumber pendapatan masyarakat. Beberapa daerah di pantai
utara Jawa Tengah dan Jawa Barat yaitu Pemalang, Tegal, Brebes, Indramayu,
Subang, Karawang serta daerah dataran tinggi yaitu Magelang memiliki potensi
peternakan itik. Dengan potensi ini diharapkan usaha ternak itik tidak saja
mampu menjadi usaha sampingan, namun juga sebagai penghasil pendapatan tambahan
bagi keluarga.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka dibentuklah Gabungan
Kelompok Tani Peternak Itik (Gapoktan) BAROKAH MANDIRI, dengan tujuan:
1. Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri.
2. Untuk mendapatkan telur itik konsumsi,
daging, dan juga pembibitan ternak itik.
3. Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman
pangan/palawija.
4. Untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan kelompok.
5. Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan
gizi masyarakat.
II. SEJARAH SINGKAT
Itik
dikenal juga dengan istilah Bebek (bahasaJawa). Nenek moyangnya berasal dari
Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard.
Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara
sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).
Ternak itik disebut juga sebagai unggas air, karena sebagian
kehidupannya dilakukan di tempat yang berair. Hal ini ditunjukkan dari struktur
fisik seperti selaput jari dan paruh yang lebar dan panjang. Selain bentuk
fisik dapat juga dilihat bahwa keberadaannya di muka bumi ini, dimana itik
kebanyakan populasinya berada di daerah dataran rendah, yang banyak dijumpai di
rawa-rawa, persawahan, muara sungai. Daerah-daerah seperti ini dimanfaatkan
oleh itik menjadi tempat bermain dan mencari makan.
Sebelum program intensifikasi pertanian menjadi program nasional,
pemeliharaan itik secara tradisional atau dengan digembala memang sangat
menunjang konsep pengendalian hama pertanian secara terpadu. Itik umumnya
mencari makan di permukaan sawah dan sekitar batang/rumpun pada batang padi.
Namun sejak penggunaan obat-obatan pembasmi hama pertanian makin intensif dan
adakalanya dosisnya berlebihan, kasus keracunan itik sering menimbulkan konflik
sosial. Pemeliharaan itik secara tradisional makin mengandung resiko besar.
Melihat gambaran ini, mengubah kebiasaan cara pemeliharaan dari
cara tradisional ke arah pemeliharaan intensif memang perlu, sebab bagaimanapun
juga mempertahankan pemeliharaan tradisional dimasa mendatang tidak bisa
diharapkan. Hal ini disebabkan pertama, makanan itik disawah atau dihabitatnya
makin langka akibat penggunaan obat-obatan pembasmi hama; kedua, tingkat
produktifitas itik yang dipelihara secara tradisional makin kurang nilai
ekonominya, hanya berkisar antara 10-41% atau rata-rata 22,5% (lebih kurang 80
butir telur setahun). Hal ini menuntut para ilmiawan untuk memperkenalkan
metode baru dalam mengelola ternak itik.
Balai Penelitian Ternak (BPT) Ciawi Bogor memperkenalkan
alternatif pemeliharaan ternak itik secara terkurung. Ternyata dengan
percobaan-percobaan yang telah dilakukan, ternak itik dapat berkembang dan
berproduksi sama bahkan dapat melebihi dari hasil pemeliharaan berpindah-pindah
(tradisional). Tentu saja tehnik pemeliharaan secara terkurung menuntut
berbagai disiplin iilmu dan teknologi yang perlu diterapkan oleh peternak.
Namun sebenarnya tuntutan tersebut tidaklah merugikan peternak, malahan akan memberikan
hasil yang baik. Melaksanakan “Sapta Peternakan” peternak akan dapat memperoleh
hasil yang optimal. Sapta Peternakan itu adalah :
1.
Tempat bibit
2.
Tempat makanan (pakan)
3.
Tempat perkandangan
4.
Tempat kontrol penyakit
5.
Tempat pasca panen
6.
Tempat pemasaran
7.
Tempat pengelolaan
III.
SENTRA PETERNAKAN
Secara
internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika
Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai
musim tropis dan subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di
daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes, Mojosari, Indramayu, Subang dan Karawang),
Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok.
IV.
JENIS
Klasifikasi
(penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan,
yaitu:
1) Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki
Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA;
2) Itik pedaging seperti Peking, Rouen,
Aylesbury, Muscovy, Cayuga;
3). Itik ornamental (itik kesayangan/hobby)
seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.
Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik
petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari,
itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya.
Adapun
itik yang akan dikembangkan oleh Gapoktan Barokah Mandiri adalah itik Petelur jenis
Itik Alabio, Itik Mojosari.
V.
PERSYARATAN LOKASI
Mengenai
lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: letak lokasi jauh dari
keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau
dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang
kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak. Itik serta kondisi lokasi
tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi.
VI.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Sebelum
memulai usaha, Gapoktan Barokah Mandiri menyiapkan diri, terutama dalam hal
pemahaman tentang pancausaha beternak yaitu (1). Perkandangan; (2). Bibit
Unggul; (3). Pakan Ternak; (4). Tata Laksana dan (5). Pemasaran Hasil Ternak.
6.1.
Penyiapan Sarana dan Peralatan
Untuk memaksimalkan
hasil dalam budidaya Itik, Gapoktan Barokah Mandiri memahami perlunya persiapan
persyaratan teknis budidaya itik, antara lain;
1) Persyaratan temperatur kandang ± 39 derajat C.
2) Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
3) Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan
pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang
4) Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu:
a. kandang untuk anak itik (DOD) pada masa stater
bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m2 mampu
menampung 50 ekor DOD
b. kandang Brower (untuk itik remaja) disebut
model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok
c. kandang layar ( untuk itik masa bertelur)
modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak)
bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi
4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan
ukuran kandang 3 x 2 meter).
5)
Kondisi kandang dan perlengkapannya
tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama
(kuat). Untuk perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum dan mungkin
perlengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam managemen dapat
diperoleh dari bahan plastic pabrikan.
6.2. Pembibitan
Ternak
itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji
keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan.
1)
Pemilihan bibit dan calon induk
Pemilihan bibit ada 3 ( tiga) cara untuk memperoleh bibit
itik yang baik
adalah sebagai berikut :
a. membeli
telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
b. memelihara
induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan telur tetas
kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas
c. membeli
DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun
yang telah mendapat rekomendasi dari dinas peternakan setempat. Ciri DOD yang
baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.
Untuk itik jenis pedaging atau petelur dan pejantan bibit, harus
mempunyai sifat-sifat :
a) Pertumbuhan badannya cepat tetapi besar badan seragam, tidak
mempunyai cacat tubuh. Berat itik pejantan muda pada umur 20 minggu adalah 1,6
kg, pada umur 40 minggu adalah 1,8 kg. Berat itik betina muda pada umur 20
minggu adalah 1,4 kg, pada umur 40 minggu beratnya 1,6 kg.
b) Pertumbuhan bulunya cepat dan warna bulu seragam. Bulu sudah harus
lengkap pada umur 14 hari.
c) Cepat mencapai dewasa kelamin atau umur mulai bertelur adalah 5 –6
bulan.
d) Mempunyai daya hidup yang tinggi, hal ini dapat diukur dari angka
kematian yang rendah. Angka kematian pada priode pemeliharaan anak (d.o.d) s/d
mencapai umur mulai bertelur adalah sebesar 3%, dari awal bertelur s/d diafkir
adalah sebesar 2%.
e) Telur yang diperoduksi sebesar 200–300 butir atau lebih pertahun
sampai diafkir. Ternak itik sebaiknya diafkir setelah umurnya 1,5 tahun.
f) Kemampuan mengola pakan yang sering disebut angka konversi pakan
harus kecil (nilainya 2 – 2,5).
Kg. Pakan
Konversi pakan =
Kg. Produksi
telur
Artinya untuk menghasilkan 1 kg telur
dibutuhkan pakan sebanyak 2,5 kg.
2)
Perawatan bibit dan calon induk
a. Perawatan Bibit
Bibit (DOD) yang baru saja
tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat.
Adapun penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan pada
kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang anak
itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m2 mampu
menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan
yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumannya perlu ditambah vitamin/mineral.
b. Perawatan calon Induk
Calon induk itik ada dua
macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur
tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk
produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 –
6 ekor betina.
3)
Reproduksi dan Perkawinan
Reproduksi atau
perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi
dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan system perkawinan dikenal ada dua macam
yaitu itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating
(perkawinan itik secara alami).
6.3. Pemeliharaan
1)
Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi kandang mutlak
diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit)
perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.
2) Pengontrol Penyakit
Dilakukan setiap saat dan
secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada
tanda-tanda kurang sehat pada itik.
3) Pemberian Pakan
Pemberian pakan itik
tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8 minggu), fase grower
(umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase
tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing
fase. Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
a. umur
0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
b. umur
16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
c. umur
21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
d. umur
18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan
dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%.
Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus).
Dalam hal pakan itik secara
ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat ransum sendiri yang biasa
diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang,
bungkil feed suplemen Pemberian minuman itik, berdasarkan pada umur itik juga,
yaitu :
a. umur
0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum ditambah vitamin dan mineral,
tempatnya asam seperti untuk anak ayam.
b. umur
7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara ad
libitum (terus menerus)
c. umur
28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang dengan ukuran 2 m x 15
cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.
4) Nutrisi Pakan Itik Petelur
Pedoman nutrisi pakan itik yang baku di Indonesia sampai sekarang
memang belum ada, akan tetapi para peternak sendiri yang meramunya secara
mencoba-coba. Para peternak biasanya menyusun pakan ternak itiknya berpedoman
kepada formula dari luar negri, kemudian disesuaikan dengan bahan pakan yang
ada di Indonesia.
Syarat pakan yang baik untuk ternak itik adalah sebagai berikut :
1. Ransum disusun dari bahan-bahan makanan yang mengandung gizi lengkap
seperti protein, lemak, serat kasar, vitamin dan mineral. Susunlah dari
beberapa jenis bahan makanan, semakin banyak ragamnya semakin baik, terutama
dari sumber protein hewani.
2. Setiap bahan makanan digiling halus, kemudian dipadatkan dalam
bentuk pil tau butiran, agar jangan banyak tercecer waktu itik memakannya.
Bahan yang biasa digunakan untuk pakan itik adalah; dedak, jagung, bungkil
kedele, bungkil kelapa, lamtoro, ikan, bekicot, remis, sisa dapur, tepung
tulang, kepala/kulit udang dan lain-lain.
3. Jumlah pemberian dan kadar protein di sesuaikan dengan umur
pertumbuhan dan produksi telur.
4. Tempat makanan harus dicegah jangan sampai tercemar jamur ataupun
bakteri. Jadi harus selalu dalam keadaan bersih dan kering.
5. Sesuaikan jumlah tempat makanan dan minuman dengan jumlah itik, agar
jangan saling berebutan pada waktu makan.
Formula ransum itik yang
memenuhi syarat dapat dilihat dari Tabel 1. Dan untuk jumlah kebutuhan ransum dapat
dilihat di Tabel 2.
Tabel 1. Formula Ransum Itik
yang Memenuhi Syarat
Bahan Baku
|
Awal
( 0 – 4 mgg
)
|
Dara
( 5 - 22
mgg )
|
Petelur
( 23 mgg
dst)
|
Jagung
giling
Dedak halus
Ubi kayu
Tepung ikan
Bungkil
kelapa
Bungkil
kedele
|
25 %
40 %
5 %
20 %
5 %
5 %
|
20 %
50 %
5 %
15 %
5 %
5 %
|
15 %
60 %
5 %
10 %
5 %
5 %
|
J u m l a h
Kadar
protein Ransum
|
100 %
20 – 22 %
|
100 %
17 – 19 %
|
100 %
15 – 17 %
|
Tabel 2.
Jumlah Kebutuhan Ransum (Pakan) per Ekor per Hari
Umur
(minggu)
|
Jumlah (gr)
|
Umur
(minggu)
|
Jumah (gr)
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
15
30
40
60
65
70
70
72
74
74
75
|
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
|
76
76
70
70
80
80
95
90
90
100
110
|
5) Pemeliharaan Kandang
Kandang
hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar produksi tidak
terpengaruh dari kondisi kandang yang ada. Sama
halnya seperti ternak ayam, maka ternak itik juga memerlukan kandang terutama
pada malam hari. Oleh karena itu kandang itik harus memenuhi syarat- syarat
sebagai berikut :
1. Mempunyai luas yang cukup untuk jumlah itik yang di pelihara.
2. Terpisah dari tempat pemukiman/rumah
3. Mempunyai ventilasi udara yang cukup.
4. Cukup masuk sinar matahari, kandang sebaiknya menghadap ke timur.
5. Mudah dibersihkan, lantai kandang harus lebih tinggi dari tanah
sekelilingnya dan harus padat lantainya. Tinggi kandangnya harus cukup bagi
peternak untuk bekerja didalamnya.
6. Di dalam kandang tersedia alat perlengkapan pokok (tempat makan,
tempat minum, alat pemanas buatan, tempat bertelur) bagi kepentingan hidup itik
yang bersangkutan.
7. Terletak di daerah yang tenang, aman dan mempunyai sumber air yang
cukup dan bersih.
8. Di sekeliling kandang dibuat parit pembuang air dan jarak antar
kandang cukup jauh, minimum 1 x lebar kandang.
VII. HAMA DAN PENYAKIT
Secara garis besar penyakit
itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
1) penyakit
yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa
2) penyakit
yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang
kurang tepat.
Adapun
jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
1) Penyakit Duck Cholera
Penyebab: bakteri Pasteurela
avicida. Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan. Pengendalian:
sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada
dengan dosis sesuai label obat.
2) Penyakit Salmonellosis
Penyebab: bakteri typhimurium.Gejala:
pernafasan sesak, mencret.
Pengendalian: sanitasi yang
baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04%
atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan
label obat.
VIII.
PANEN
8.1.
Hasil Utama
Hasil
utama, usaha ternak itik petelur adalah telur itik
8.2.
Hasil Tambahan
Hasil tambah berupa induk
afkir, itik jantan sebagai ternak daging dan kotoran ternak sebagai pupuk tanam
yang berharga
IX.
PASCAPANEN
Kegiatan pascapanen yang
biasa dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur
itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan. Telur yang
tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika
disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk. Adapun perlakuan
pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu:
a) Pengawetan dengan air hangat
Pengawetan dengan air hangat
merupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur
dapat bertahan selama 20 hari.
b) Pengawetan telur dengan daun jambu biji
Perendaman telur dengan daun
jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan. Telur
yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur
pindang.
c) Pengawetan telur dengan minyak kelapa
Pengawetan ini merupakan
pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak
berubah.
d) Pengawetan telur dengan natrium silikat. Bahan
pengawetan natrium silikat merupakan cairan kental, tidak berwarna, jernih, dan
tidak berbau. Natirum silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur
awet dan tahan lama hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam
telur dalam larutan natrium silikat10% selama satu bulan.
e) Pengawetan telur dengan garam dapur. Garam
direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25-40% selama 3
minggu.
X.
MODAL DAN ANALISIS EKONOMI
Untuk
Usaha Budidaya Itik Gapoktan Barokah Mandiri, kami harapkan mendapat dukungan
modal kerja dan modal investasi atau pinjaman modal dari Perbankkan sebesar
130.000.000,- (Seratu tiga puluh juta rupiah) untuk 3 Kelompok Tani, satu
Kelompok Tani terdiri dari 5 Orang, satu orang ketua, satu orang sekretaris,
satu orang bendahara dan dua orang anggota yang akan memelihara ternak itik
petelur sebanyak 12 paket perkelompok atau 6000 ekor perkelompok dengan analisa
usaha sebagai berikut:
10.1.
Analisis Usaha Budidaya
Prasyaratan kredit yang
dikehendaki:
- Bunga (menurun) 12 %
/tahun
- Masa tanggung angsuran 1
tahun
- Lama kredit 3 tahun
Perkiraan analisis usaha budidaya itik, sebagai berikut:.
1) Permodalan
a.
Modal kerja
1
|
Permodalan
|
Rupiah
|
A.
Modal Kerja
|
||
Anak itik siap telur um 6 bl 36
paketx500 ek x Rp 6.000
|
108.000.000,-
|
|
Biaya
kelancaran usaha dan lain-lain
|
4.000.000,-
|
|
B.
Modal Investasi
|
||
Kebutuhan
kandang 36 paket x Rp 500.000,-
|
18.000.000,-
|
|
Jumlah kebutuhan modal
|
130.000.000,-
|
|
2
|
Biaya-biaya
|
|
A.
Biaya kelancaran
|
||
Provisi dan lain-lain
|
4.000.000,-
|
|
B.
Biaya Tetap
|
||
Biaya
pengambalian kredit:
|
||
Ø
Biaya
pengambalian angsuran dan bunga tahun I
|
58.933.335,-
|
|
Ø Biaya pengambalian angsuran dan
bunga tahun II
|
53,733.335,-
|
|
Ø
Biaya
pengambalian angsuran dan bunga tahun III
|
48,533,330,-
|
|
Biaya
penyusutan kandang:
|
||
Ø biaya penyusutan kandang tahun I
|
3.600.000,-
|
|
Ø
biaya
penyusutan kandang tahun II
|
3.600.000,-
|
|
Ø biaya penyusutan kandang tahun III
|
3.600.000,-
|
|
C.
Biaya Tidak Tetap
|
||
Biaya
pembayaran ransum:
|
||
Ø biaya ransum tahun I
|
245.700.000,-
|
|
Ø
biaya
ransum tahun II
|
453.600.000,-
|
|
Ø biaya ransum tahun III
|
453.600.000,-
|
|
Biaya
pembayaran itik siap produksi:
|
||
Ø
pembayaran
tahun I
|
108.000.000,-
|
|
Ø pembayaran tahun II -
|
-
|
|
Ø
pembayaran
tahun III -
|
-
|
|
Biaya
pembayaran obat-obatan:
|
||
Ø biaya pembayaran obat-obatan tahun I
|
2.457.000,-
|
|
Ø
biaya
pembayaran obat-obatan tahun II
|
4.536.000,-
|
|
Ø biaya pembayaran obat-obatan tahun
III
|
4.436.000,-
|
|
(Biaya obat-obatan adalah 1% dari
biaya ransum)
|
||
3
|
Pendapatan
|
|
Ø Penjualan telur tahun I
|
384.749.920,-
|
|
Ø
Penjualan
telur tahun II
|
615.600.000,-
|
|
Ø Penjualan telur tahun III
|
615.600.000,-
|
|
Ø
Penjualan
itik culling 2 x 1.425 x Rp 2.000,-
|
5.700.000,-
|
10.2.Rencana Pengembalian Modal dan Bunga
(Rupiah)
TAHUN
|
POKOK
|
BUNGA
|
JUMLAH ANGSURAN
|
SISA PINJAMAN
|
1
|
-
|
-
|
-
|
130.000.000,-
|
2
|
43.333.335,-
|
15.600.000,-
|
58.933.335,-
|
86.666.665,-
|
3
|
43.333.335,-
|
10.400.000,-
|
53,733.335,-
|
43.333.330,-
|
4
|
43.333.330,-
|
5.200.000,-
|
48,533,330,-
|
0,-
|
130.000.000,-
|
31.200.000,-
|
161.200.000,-
|
10.3. Gambaran Peluang Agribisnis
Telur dan daging itik
merupakan komoditi ekspor yang dapat memberikan keuntungan besar. Kebutuhan
akan telur dan daging pasar internasional sangat besar dan masih tidak seimbang
dari persediaan yang ada. Hal ini dapat dilihat bahwa baru dua negara Thailand
dan Malaysia yang menjadi negara pengekspor terbesar. Hingga saat ini budidaya
itik masih merupakan komoditi yang menjanji untuk dikembangkan secara intensif.
XI.
ORGANISASI USAHA
( Organisasi Usaha, Copy Indentitas Kelompok dan
persyaratan lainnya, terlampir)
XII.
PENUTUP
Demikian Proposal Usaha ini kami ajukan
sebagai dasar pertimbangan pihak perbankkan atau mitra modal. Atas perhatian, kepercayaan dan
kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) PETERNAK ITIK
BAROKAH MANDIRI
|
||
K E T U
A
H. HAIDIR DAMAR ALAM
|
BENDAHARA
......................................
|
SEKRETARIS
.......................................
|
MENYETUJUI :
|
||
KEPALA DESA
...............................................
...............................................
|
PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN
WKPP ......................................
.................................................
NIP ..................................
|
KETUA KTNA DESA
...........................................
...........................................
|
MENGETAHUI :
KEPALA UPTD PENYULUHAN PERTANHUTBUN
KECAMATAN .................................................................
.................................................................................
NIP. ........................................................
|
Catatan:
Proposal lengkap ini disusun atas
permintaan mitra petani yang akan menjalankan usaha budidaya itik petelur.
Dengan dipublikasikan proposal ini semoga bermanfaat bagi mitra petani
Indonesia yang juga berminat mengembangkan atau memulai usaha budidaya itik
petelur atau sekedar bahan perbadingan bagi yang sudah menjalankan usaha
budidaya itik. Ada banyak proposal yang Saya buat atas permitaan Mitra Petani
dan Koperasi Pertanian di daerah Saya, diantaranya; Proposal Budidaya Ternak
Sapi Potong, Budidaya Pisang Abaca, Budidaya Pepaya, Budidaya Jati Mas,
Budidaya Ikan Patin, Rice Mill, Budidaya Terpadu Pangan-Ternak dll.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Suharno, Ir. dan Khairul Amri. Beternak itik secara intensif.
- Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1998
- Redaksi Trubus. Beternak Itik CV. 2000-INA. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1999
- Departemen Peternakan RI
- Dinas Pertanhutbun Kabupaten Karawang
- Bukuclick.blogspot.com/puskoptankarawang/pdib/
Produk Herbal dari berbagai negara
Berkah Herbal Indonesia Dragon Tea All Green Product Health Products From UK Health & Beauty Products Various Health Products-Good Health for You Counter Products Health & Beauty Complete Nutrition Products Supplement & Beauty Products Herbal Tea Health Organic Tea for the Mind, Body and Soul
KOLEKSI LENGKAP TENTANG TANAMAN OBAT, KEGUNAAN DAN KHASIATNYA
PLUS GRATIS 970 (ebook-jurnal-artikel-panduan budidaya-Contoh Proposal dll.)
Klik selengkapnya di sini
PLUS GRATIS 970 (ebook-jurnal-artikel-panduan budidaya-Contoh Proposal dll.)
Klik selengkapnya di sini
1 komentar:
Terima kasih, sangat membantu sekali. mudah-mudahan Allah SWT membalas kebaikan Bapak, Amiin
Posting Komentar