Selasa, 24 April 2012

Budidaya Jamur Tiram

Jamur tiram merupakan jenis komoditi produk konsumsi yang memiliki pangsa pasar luas. Hampir semua negara menjadikannya makanan alternatif konsumsi sehat, termasuk Indonesia.

Jamur Tiram
Tak sedikit orang yang tertarik untuk membudidayakan jamur tiram ini sebagai alternatif peluang usaha cukup menjanjikan.“Namun disayangkan, pasarnya masih sangat terbuka luas. Dewasa ini jangankan untuk pasar luar negeri, untuk memenuhi pasokan lokal saja masih kekurangan,” demikian kata Pembudidaya Jamur Tiram sukses dari Malang, Edgar Wbisono.

Bagi Anda yang berminat untuk turut meramaikan pasar jamur tiram, bukan tak mungkin dapat melakukan proses budidaya. Masih awam dan belum mengenal budidaya jamur tiram, bukanlah kendala. Terdapat beragam informasi bermanfaat tentang cara budidaya Jarum yang satu ini.

Banyak menu makanan yang menggunakan jamur sebagai bahan dasar utamanya. Rasanya yang mirip daging ayam ini, jadi alternatif konsumsi kebanyakan vegan (sebutan bagi vegetarian). Cita rasa khas inilah, membuatnya banyak dicari dan tentu berdampak pada peluang ekonomi.

Dari sini menunjukkan, kalau kebutuhan pasar jamur tiram masih mendapat prioritas di kalangan konsumen. Harganya pun tergolong masih menunjukkan nilai tinggi, yaitu Rp 12.500 per 300 gram untuk ukuran pasar tradisional. Sedangkan harga untuk kelas supermarket lebih tinggi, yaitu Rp 22 ribu per 300 gram. Demikian halnya dengan permintaan pasar jamur tiram yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Prosesnya tergolong cukup mudah dan efektif dilakukan bagi Anda yang pemula sekalipun. Ingin tahu kiat budidaya jamur kayu satu ini?

Kenali Fisiologisnya
Diantara banyak jenis jamur, jamur tiram ini termasuk dalam kategori tanaman konsumsi.
Ciri yang khas ada pada tudungnya berwarna hitam lembayung sampai kecoklatan. Bentuknya menyerupai kulit kerang dengan diameter 6-14 cm. Selain itu, tekstur permukaan tudung licin dan mengkilap. Demikian juga bilahnya berwarna putih, krem atau putih gading yang tersusun agak rapat.

“Disini terjadi fase perubahan bentuk, yaitu sewaktu muda bilahnya berwarna putih dan semakin tua jadi krem kekuningan dengan ukuran sekitar 1-3 cm. Jamur ini hidup baik pada kisaran suhu tinggi sekitar 25-30 °C,” ujar Edgar.

Kontrol Kelembaban Lingkungan
Untuk melakukan budidaya jamur tiram ini, tidak sesulit yang dibayangkan. Hanya masalah perlakuan lingkungan harus diperhatikan benar, dimana pada habitatnya ia lebih menyukai area dataran tinggi sebagai optimalisasi proses pertumbuhan. Itu didukung pula dengan tingkat kelembaban yang jadi sarat hidup mutlak.

Kondisi lembab dan dingin yang sesuai dengan karakter jamur, membuat bentuknya semakin besar. Namun tak perlu berkecil hati, bagi Anda yang tinggal di dataran rendah dan berniat melakukan budidaya jamur tiram. Sebab, ada alternatif yang tetap bisa dilakukan, seperti membuat kondisi lingkungan tempat tinggal jamur (minimal hampir sama) dengan habitat aslinya.

Namun penerapannya pun perlu dilakukan secara ekstra dari perlakuan jamur untuk daerah dingin. Alternatifnya, bisa dengan membuat lingkungan untuk selalu dalam keadaan lembab. Menyiram bagian tanahnya secara rutin, jadi salah satu cara untuk membuat tingkat kelembaban yang cocok. Sedangkan untuk bagian tanaman jamurnya tak perlu disiram, karena hanya faktor lingkungan tumbuh yang mempengaruhi pertumbuhan.

Pemberian ventilasi (sistem sirkulasi) pada rumah jamur, juga jadi aspek pendukung. Maka, banyak pembudidaya jamur yang menerapkan bilik anyaman bambu sebagai rumah jamur. Untuk perputaran udara yang baik, idealnya diberi jendela. Penerapan jendela ini, dilakukan 30 cm dari tanah dan hanya dibuka pada waktu malam hari. Sebab di malam hari, merupakan saat dimana jamur mengalami proses pertumbuhan dan sirkulasi udara yang baik akan membantunya.

Apa Saja yang Harus Diperhatikan?
• Bibit
Untuk budidaya jamur tiram, dapat menggunakan substrat kayu, serbuk gergaji, ampas tebu atau sekam. Namun untuk mempermudah proses ini, banyak perusahaan penyedia bibit jamur yang sudah mengemasnya dalam bentuk bag log. Artinya, bibit sudah tertanam dalam media tanam dan hanya siap untuk masa panen, sehingga hal ini akan mempermudah pembudidaya jamur tiram yang masih tergolong pemula.

• Rumah Jamur
Penyiapan bangunan untuk mendukung proses hidup jamur, dapat porsi cukup penting untuk diperhatikan, dimana bentuk dan ukuran bangunan disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, penerapan untuk kebutuhan sekitar 500-1.000 buah bag log, diperlukan bangunan dengan ukuran 6mx4mx4m. Bahan yang diperlukan untuk aplikasi rumah jamur berupa tiang, kaso, dan terbuat dari bambu atau kayu yang telah diawetkan.

• Jaga Temperatur
Pemeliharaan sub-start tanam dalam hal ini, harus memperhatikan faktor lingkungan. Selama pertumbuhan bibit (serat atau miselia seperti benang kapas), temperatur diatur antara 28-300C. Sementara untuk pertumbuhan tubuh buah jamur sampai panen, temperatur diatur antara 26-280C.

Selama pertumbuhan bibit dan pertumbuhan tubuh buah, kelembaban udara diatur sekitar 90%. Sebab kalau kurang, maka sub-strat tanam akan mengering. Agar kelembababan terjamin, lantai ruangan sebaiknya disiram air bersih pada pagi dan sore hari.

MASA PANEN JAMUR TIRAM
“Jamur termasuk jenis tanaman budidaya yang memiliki masa panen cukup cepat. Buahnya dapat dipanen dalam jangka waktu 40 hari setelah pembibitan,” jelas Edgar.

Dengan frekuensi panen yang dilakukan setiap hari, karena pertumbuhan masing-masing tanaman yang bervariatif. Pemanenan jamur bisa dilakukan antara 4-8 kali dan jumlah jamur yang dipanen per musim. Setelah melewati masa panen, sisa pembibitan harus dibuang dan menggantinya dengan bag log bibit baru. Barulah, jamur tiram siap dipasarkan.

MANFAAT DAN KANDUNGAN JAMUR TIRAM
Jamur ini terkenal dengan rasa lezat dan aromanya tajam seperti merica. kandungan gizinya pun cukup tinggi, yaitu dengan komposisi protein sekitar 10-30%, vitamin C antara 36-58 mg/100 gram. Biasanya sosok jamur tiram ini ada pada menu masakan, seperti nasi goreng jamur dan panggang jamur.

Jamur tiram selain dapat disayur, juga dapat diolah jadi makanan lain. Misalnya kerupuk, keripik atau dengan nama lain tiram crip atau tiram chips. Selain itu, juga populer sebagai masakan sup dan pepes. Banyaknya penggemar jamur tiram, karena terdapatnya banyak kandungan nutrisi di dalamnya yang terdiri atas kadar air (92,2%), lemak (1,1%), karbohidrat total (59,2%), serat (12%), dan nilai energi (261%). [santi/gallery]

ANALISIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM
1. Biaya Kumbung
Bambu (1 unit )                                 Rp. 200.000
Lembaran Plastik 20 kg                       Rp. 150.000
Bilik Bambu                                       Rp. 150.000
Tenaga Kerja                                     Rp. 100.000
Lain-lain                                           Rp. 100.000

2. Biaya Peralatan
Tangki/Sprayer                                   Rp. 125.000
Blower                                              Rp. 150.000
Termometer/Higrometer                       Rp. 100.000

3. Bibit Jamur Tiram
Bag Log (bibit Jamur Tiram)
2500x@ Rp. 1.500                             Rp. 3.750.000 (+)
Total Biaya Operasional                  Rp. 4.825.000

Keterangan:
  • Dalam masa sekali panen per hari bisa mencapai 10 kg (minimum). Dengan asumsi per bag log bisa menghasilkan 300-400 gram.
  • Harga jamur tiram kemasan (per 300 gram) Rp 12.500 (kelas pasar tradisional) dan Rp 22 ribu (kelas supermarket).

Sumber Wartapedia.com
Berita terkait:

Tidak ada komentar: