Jumat, 08 Maret 2013

Panduan Budidaya Jamur Merang



Jamur merang (Volvariella volvacea, sinonim: Volvaria volvacea, Agaricus volvaceus, Amanita virgata atau Vaginata virgata) atau kulat jeramoe dalam bahasa Aceh adalah salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan di Asia Timur dan Asia Tenggara yang beriklim tropis atau subtropis. Sebutan jamur merang berasal dari bahasa Tionghoa cǎogū (Hanzi:草菇).

Deskripsi


Tubuh buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung. Pada tubuh buah jamur merang dewasa, tudung berkembang seperti cawan berwarna coklat tua keabu-abuan dengan bagian batang berwarna coklat muda. Jamur merang yang dijual untuk keperluan konsumsi adalah tubuh buah yang masih muda yang tudungnya belum berkembang. Jamur merang dibudidayakan di dalam bangunan rumah kaca yang disebut kumbung. Sesuai dengan namanya, jamur ini memilih merang dan jerami sebagai media alami utama. Menurut penelitian, limbah kapas adalah media yang memberikan hasil produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi jamur merang. Jamur merang dikenal sebagai warm mushroom, hidup dan mampu bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C dengan suhu optimum pada 35 °C.

Dalam sejarah, jamur telah dikenal sebagai makanan sejak 3000 tahun yang lalu, dimana jamur menjadi makanan khusus buat raja Mesir yang kemudian berkembang menjadi makanan spesial bagi masyarakat umum karena rasanya yang enak. Di Cina, pemanfaatan jamur sebagai bahan obat-obatan sudah dimulai sejak dua ribu tahun silam.



Jamur merupakan salah satu makanan alternatif vegetarian. Tak hanya itu, jamur juga menjadi menu makanan berkelas dalam setiap hidangan karena tumbuhan ini memiliki kandungan gizi tinggi. Selain mengandung protein, kalsium, fosfor, dan kalori, jamur juga rendah lemak. Jamur merang jenis jamur yang pertama kali dapat dibudidayakan secara komersial. Di Cina jamur merang mulai dibudidayakan sejak pertengahan abad 17, dan di Indonesia tanaman ini diperkirakan mulai dibudidayakan sekitar tahun 1950-an.



Manfaat Jamur


Budidaya jamur ini tidak sulit. Panen dilakukan terhadap tubuh buah yang belum sepenuhnya berkembang (masih kuncup), meskipun tubuh buah yang telah membuka payungnya pun masih bisa dikonsumsi walaupun harnga jualnya menurun.Jamur merang mempunyai rasa enak, gurih, dan tidak mudah berubah wujudnya jika dimasak, sehingga digunakan untuk berbagai macam masakan, seperti mi ayam jamur, tumis jamur, pepes jamur, sup dan capcay.


Sentra produksi jamur merang di Indonesia terdapat di Dataran Tinggi Dieng. Di negara-negara Asia yang membudidayakannya, jamur merang dijual dalam bentuk segar. Di daerah beriklim sejuk hanya tersedia jamur merang kalengan.


Kandungan protein jamur cukup tinggi, dalam 100 gr jamur segar terkandung sekitar 3,2 gr protein, jumlah ini akan bertambah menjadi 16 gr jika jamur berada dalam keadaan kering. Selain itu, jamur juga memiliki kandungan kalsium dan fosfor cukup tinggi, 51 mg dan 223 mg, dan mengandung 105 kj kalori, dengan kandungan lemak rendah, 0,9 gr.


Tidak hanya itu, ternyata sejumlah jamur juga bisa menyembuhkan berbagai penyakit, seperti jamur maitake yang mampu mengobati kanker dan AIDS.


Jamur maitake di Amerika dikenal dengan hens of the wood (ayam betina dari kayu). Sebutan ini muncul karena bentuknya yang mirip jengger ayam. Jamur ini juga dikenal sebutan raja jamur karena ada yg memiliki ukuran raksasa sebesar bola basket. Meskipun memunyai dasar yg tampak kokoh, makin ke atas teksturnya makin rapuh. Karena itu, daya tahannya juga rendah. Jika dimasukkan dalam kantong kertas, maitake bertahan 7--10 hari dalam lemari es. Maitake dapat disajikan dalam berbagi hidangan, salah satunya adalah dengan cara ditumis dengan sedikit minyak atau mentega, atau bisa juga dibuat campuran sop dan dapat juga digunakan untuk masakan segala jenis jamur.


Pada pertengahan tahun 1980, Prof.Dr. Hiroaki Nanba, Ph.D., peneliti jamur terkenal di Jepang, menemukan manfaat jamur maitake (Grifola frondosa) sebagai antikanker. Namun sejak awal tahun 1980-an itu, Pemerintah Jepang sebenarnya menyetujui tiga jenis ekstrak jamur untuk digunakan sebagai obat kanker.


Maitake tumbuh di daerah bagian timur laut Jepang. Secara harfiah, nama maitake bermakna "jamur menari" (dancing mushroom). Konon nama itu disebabkan kisah kuno, awal jamur maitake ditemukan. 

Jamur shitake bentuknya mirip tutup seperti payung. Warnanya berkisar dari cokelat sampai cokelat tua. Dibandingkan dengan maitake, jamur ini lebih tahan lama karena bisa bertahan sampai 14 hari dalam kantong kertas dan disimpan di lemari es. Shitake bisa digunakan untuk segala jenis masakan, tapi bisa juga digunakan sebagai campuran sup atau pasta.


Adalagi jamur kancing yang bentuknya mirip dengan kancing, bulat dengan tangkai pendek dan gemuk. Besarnya pun bervariasi dan teksturnya lembut. Jamur yang masih muda ditandai dengan tudung yang menguncup, memunyai rasa yang lembut. Sedangkan jamur yang telah matang ditandai dengan membukanya tudung, memunyai warna gelap dan rasa lebih kuat.Jamur ini bisa tahan 5--7 hari dalam lemari es, dengan terlebih dahulu dimasukkan dalam kantong kertas. Jamur mentahnya bisa digunakan sebagai garnish. Tapi, jika ingin dimasak bisa diolah untuk campuran sup.

Sementara jamur yang akrab dengan menu kita sehari-hari adalah jamur merang. Jamur ini paling banyak diolah menjadi campuran sup atau ditumis. Untuk mendapatkan jamur merang ini pun tidaklah terlalu sulit karena banyak tersedia di supermarket dan juga pasar tradisional.

Cara Membudidayakan Jamur Merang
Bahan:
Jerami padi
Abu sekam padi
Air kapur sirih
Bedeng-bedeng atap dari daun kelapa
Sebidang tanah yang dekat perairan


Alternatif Jerami   :

  • Alang-alang
  • Eceng gondok
  • Batang jagung
  • Kelaras pisang

Beberapa Altelnatif Bahan Campuran Jerami:

  • Hampas sagu
  • Hampas tahu
  • Hampas tempe
  • Hampas kapuk
  • Limbah kapas 

Pembibitan :

1. cari jamur payung di pertanian bibit jamur merang

  1. iris-iris jamur, payungnya saja lalu masukkan dalam panci siramlah air hangat supaya steril
  2. aduk abu sekam, sekam mentah dan irisan jamur dicampur air bersih dengan banyak irisan 3/4 Kg. Tutup rapat pada tempat teduh selama 2-4 hari
  3. setelah 2-4 hari dibuka tutupnya akan terlihat serabut benang putih seperti sarang laba-laba. Apabila tidak terlihat serabut putih berarti gagal.
      Penetuan Lokasi
  1. Dekat dengab sumber jerami 
  2. Dekat dengan Sumber air
  3. Akses kendaraan bermotor ke lokasi budidaya  
Persyaratan Kumbung :
  • Dinding dalam dan atas menggunakan plastik polyetilen.
  • Dinding luar menggunakan sterofoam.

Cara Budidaya :

1.    Jerami padi, abu sekam, sekam padi dicampur air kapur yang banyak diaduk-aduk merata, dikomposkan dulu 3-4 hari hingga membusuk.

2.    Buatlah bedengan jerami padi yang sudah dikompos diikat, ditumpuk melintang bersilangan 2 lapis diatas tanah ukuran 5 X 1 meter, beri alas batu bata/ batu kali tinggi 20 cm.

3.    Selang 2 lapis susunan merang jerami taburlah sekam segar, abu sekam di atas permukaan, siramlah 1 kaleng minyak tanah di atas permukaan.
4. Taburkan bibit jamur merang secara merata ditepi permukaan bedengan, ditutup dengan sekam tipis-tipis saja. Siramlah dengan air secukupnya pergunakan gembor air.



Pembuatan Kompos

1.    Lapisan atas               : kompos bahan campuran

2.    Lapisan bawah           :  kompos jerami atau bahan alternatif



Memasukkan Kompos

1.    ±10 hari kompos jerami masuk kumbung, simpan setinggi ±40 cm/rak.
2.    Lapisi ± 0,5 cm kompos kapas yang telah dikompos selama 1 bulan.
3.    Pasteurisasi sampai suhu 70°C, pertahankan 4-5 jam.
4.    Penanaman dilakukan bila suhu < 40°C. 



Pasteurisasi / Steam

1.    Lantai kumbung dibersihkan.
2.    Peralatan untuk wadah penanaman bibit harus disertakan dalam pasteurisasi.
3.    Semua ruang tertutup.
4.    Drum pasteurisasi diisi penuh, salurkan pipa ke dalam kumbung.
5.    Setelah mencapai 70°C (biasanya setelah 7-8 jam). Suhu dipertahankan 4-5 jam
6.    Penanaman bibit dilakukan setelah istirahat 1 hari.
Catatan :  
- bila penyeteaman tidak matang, maka jendela harus dibuka agar amoniak keluar.        
- bila penyeteman matang, maka jendela ditutup saja.


Penanaman Bibit dan Pemeliharaan

1.    pH diusahakan mencapai 7 / netral.
2.    Peralatan untuk penanaman yang telah di pasteurisasi disiapkan untuk diisi bibit.
3.    Bibit log dihancurkan agar lembut. ( 1 log untuk 1m2)
4.    Bibit ditabur pada 2/3 media dari tinggi media / tengahnya tidak di tabur.
5.    Bibit sempilan di tanam di bawah media gulungan sebanyak 2 tempat tanam.
6.    Bisa juga dibuat bantalan di tiang dan ditanami bibit.
7.    Hari I              : penanaman dilakukan sore hari.
8.    Hari II             : pertumbuhan miselium diperhatikan.
9.    Hari III            : -  Bila bibit telah keluar miselium, maka langsung disiram.
                               -  Bila bibit belum tumbuh, maka penyiraman dilakukan hari ke 4.
                               -  Penyiraman bibit dilakukan pada tengah hari ± pkl 13.00
10. Hari IV             : mulai hari ke 4, pintu & jendela dibuka antara pkl 06.00-06.15.
11. Hari V               : jendela dibuka 15°. Pintu di buka pkl 00.00 selama ½ jam.
12. Hari VI             : jendela di buka 30 °.
13. Hari VII            : jendela di buka 45°.
14. Hari VIII           : jendela di buka 60-90° / bila jamur tumbuh besar.
15. Panen selanjutnya jendela dibuka terus sampai selesai.


 Perawatan dan Panen

  1. Bedengan disiram air bersih 1 minggu pagi dan sore. setelah itu selang 2 hari sekali diatur suhunya supaya konstan (bila kurang air disiram lagi/ bila lebih maka katup jendela dibuka).
  2. Setelah 20 hari, jamur-jamur sudah tumbuh dan siap dipanen. Panen dapat dilakukan terus menerus sampai 3 bulan, hanya membutuhkan pembibitan baru lagi.

Panen

1. Ciri jamur siap panen:

ü  Bila masih ada tonjolan , panen dilakukan keesokan harinya.

ü  Bila bulat sudah merata , jamur siap panen.

2. Cara panen jamur :

ü  Lebih baik tidak menggunakan kuku tangan, tetapi menggunakan pisau yang telah disterilkan.

ü  Tinggalkan / sisakan sedikit pangkal buah jamur yang di panen.

ü  Media tidak boleh terangkat.

3. Penyebab menurunnya kualitas jamur merang (bercak-bercak):

ü  Pasteurisasi tidak matang.

ü  Dedak tidak matang

4. Penyebab jamur pecah :

ü  Suhu terlalu tinggi

ü  Terlambat waktu panen.


Sumber:
Pusat Inkubator Agribisnis BBPP Lembang dan berbagai sumber lainnya


KOLEKSI LENGKAP TENTANG TANAMAN OBAT, KEGUNAAN DAN KHASIATNYA

PLUS GRATIS 970 
(ebook-jurnal-artikel-panduan budidaya dll.)
Klik info selengkapnya di sini



Tidak ada komentar: