Jamur merang (Volvariella volvacea, sinonim: Volvaria volvacea, Agaricus volvaceus, Amanita virgata atau Vaginata virgata) atau kulat jeramoe dalam bahasa Aceh adalah salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan di Asia Timur dan Asia Tenggara yang beriklim tropis atau subtropis. Sebutan jamur merang berasal dari bahasa Tionghoa cǎogū (Hanzi:草菇).
Deskripsi
Tubuh
buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat gelap hingga
abu-abu dan dilindungi selubung. Pada tubuh buah jamur merang dewasa, tudung
berkembang seperti cawan berwarna coklat tua keabu-abuan dengan bagian batang
berwarna coklat muda. Jamur merang yang dijual untuk keperluan konsumsi adalah
tubuh buah yang masih muda yang tudungnya belum berkembang. Jamur merang dibudidayakan di dalam bangunan
rumah kaca yang disebut kumbung.
Sesuai dengan namanya, jamur ini memilih merang dan jerami
sebagai media alami utama. Menurut penelitian, limbah kapas adalah media yang memberikan hasil produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi
jamur merang. Jamur merang dikenal sebagai warm mushroom, hidup dan
mampu bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C dengan suhu
optimum pada 35 °C.
Dalam
sejarah, jamur telah
dikenal sebagai makanan sejak 3000 tahun yang lalu, dimana jamur menjadi
makanan khusus buat raja Mesir yang kemudian berkembang menjadi makanan spesial
bagi masyarakat umum karena rasanya yang enak. Di Cina, pemanfaatan jamur
sebagai bahan obat-obatan sudah dimulai sejak dua ribu tahun silam.
Jamur
merupakan salah satu makanan
alternatif vegetarian. Tak hanya itu, jamur juga menjadi menu makanan berkelas
dalam setiap hidangan karena tumbuhan ini memiliki kandungan gizi tinggi.
Selain mengandung protein, kalsium, fosfor, dan kalori, jamur juga rendah
lemak. Jamur merang jenis jamur yang pertama kali
dapat dibudidayakan secara komersial. Di Cina jamur merang mulai dibudidayakan
sejak pertengahan abad 17, dan di Indonesia tanaman ini diperkirakan mulai
dibudidayakan sekitar tahun 1950-an.
Manfaat Jamur
Budidaya
jamur ini tidak sulit. Panen dilakukan terhadap tubuh buah yang belum sepenuhnya berkembang (masih kuncup), meskipun tubuh buah yang telah
membuka payungnya pun masih bisa dikonsumsi walaupun harnga jualnya menurun.Jamur merang mempunyai rasa enak, gurih, dan
tidak mudah berubah wujudnya jika dimasak, sehingga digunakan untuk berbagai
macam masakan, seperti mi ayam
jamur, tumis
jamur, pepes jamur, sup dan
capcay.
Sentra produksi jamur merang di Indonesia
terdapat di Dataran Tinggi Dieng. Di
negara-negara Asia
yang membudidayakannya, jamur merang dijual dalam bentuk segar. Di daerah
beriklim sejuk hanya tersedia jamur merang kalengan.
Kandungan protein jamur cukup tinggi, dalam
100 gr jamur segar terkandung sekitar 3,2 gr protein, jumlah ini akan bertambah
menjadi 16 gr jika jamur berada dalam keadaan kering. Selain itu, jamur juga
memiliki kandungan kalsium dan fosfor cukup tinggi, 51 mg dan 223 mg, dan
mengandung 105 kj kalori, dengan kandungan lemak rendah, 0,9 gr.
Tidak hanya itu,
ternyata sejumlah jamur juga bisa menyembuhkan berbagai penyakit, seperti jamur
maitake yang mampu mengobati kanker dan AIDS.
Jamur maitake di
Amerika dikenal dengan hens of the wood (ayam betina dari kayu). Sebutan ini
muncul karena bentuknya yang mirip jengger ayam. Jamur ini juga dikenal sebutan
raja jamur karena ada yg memiliki ukuran raksasa sebesar bola basket. Meskipun memunyai dasar yg tampak
kokoh, makin ke atas teksturnya makin rapuh. Karena itu, daya tahannya juga
rendah. Jika dimasukkan dalam kantong kertas, maitake bertahan 7--10 hari dalam
lemari es. Maitake dapat
disajikan dalam berbagi hidangan, salah satunya adalah dengan cara ditumis
dengan sedikit minyak atau mentega, atau bisa juga dibuat campuran sop dan
dapat juga digunakan untuk masakan segala jenis jamur.
Pada pertengahan
tahun 1980, Prof.Dr. Hiroaki Nanba, Ph.D., peneliti jamur terkenal di Jepang,
menemukan manfaat jamur maitake (Grifola frondosa) sebagai antikanker. Namun
sejak awal tahun 1980-an itu, Pemerintah Jepang sebenarnya menyetujui tiga
jenis ekstrak jamur untuk digunakan sebagai obat kanker.
Maitake tumbuh di
daerah bagian timur laut Jepang. Secara harfiah, nama maitake bermakna
"jamur menari" (dancing mushroom). Konon nama itu disebabkan kisah
kuno, awal jamur maitake ditemukan.
Jamur shitake bentuknya mirip tutup seperti payung. Warnanya berkisar dari cokelat sampai cokelat tua. Dibandingkan dengan maitake, jamur ini lebih tahan lama karena bisa bertahan sampai 14 hari dalam kantong kertas dan disimpan di lemari es. Shitake bisa digunakan untuk segala jenis masakan, tapi bisa juga digunakan sebagai campuran sup atau pasta.
Jamur shitake bentuknya mirip tutup seperti payung. Warnanya berkisar dari cokelat sampai cokelat tua. Dibandingkan dengan maitake, jamur ini lebih tahan lama karena bisa bertahan sampai 14 hari dalam kantong kertas dan disimpan di lemari es. Shitake bisa digunakan untuk segala jenis masakan, tapi bisa juga digunakan sebagai campuran sup atau pasta.
Adalagi jamur
kancing yang bentuknya mirip dengan kancing, bulat dengan tangkai pendek dan
gemuk. Besarnya pun bervariasi dan teksturnya lembut. Jamur yang masih
muda ditandai dengan tudung yang menguncup, memunyai rasa yang lembut.
Sedangkan jamur yang telah matang ditandai dengan membukanya tudung, memunyai
warna gelap dan rasa lebih kuat.Jamur ini bisa
tahan 5--7 hari dalam lemari es, dengan terlebih dahulu dimasukkan dalam
kantong kertas. Jamur mentahnya bisa digunakan sebagai garnish. Tapi, jika
ingin dimasak bisa diolah untuk campuran sup.
Sementara jamur
yang akrab dengan menu kita sehari-hari adalah jamur merang. Jamur ini paling
banyak diolah menjadi campuran sup atau ditumis. Untuk mendapatkan jamur merang
ini pun tidaklah terlalu sulit karena banyak tersedia di supermarket dan juga
pasar tradisional.
Cara Membudidayakan Jamur Merang
Bahan:
Jerami padi
Abu sekam padi
Air kapur sirih
Bedeng-bedeng atap dari daun kelapa
Sebidang tanah yang dekat perairan
Alternatif Jerami
:
- Alang-alang
- Eceng gondok
- Batang jagung
- Kelaras pisang
Beberapa Altelnatif
Bahan Campuran Jerami:
- Hampas sagu
- Hampas tahu
- Hampas tempe
- Hampas kapuk
- Limbah kapas
Pembibitan :
1. cari jamur payung di pertanian bibit jamur merang
- iris-iris jamur, payungnya saja lalu masukkan dalam panci siramlah air hangat supaya steril
- aduk abu sekam, sekam mentah dan irisan jamur dicampur air bersih dengan banyak irisan 3/4 Kg. Tutup rapat pada tempat teduh selama 2-4 hari
- setelah 2-4 hari dibuka tutupnya akan terlihat serabut benang putih seperti sarang laba-laba. Apabila tidak terlihat serabut putih berarti gagal.
Penetuan Lokasi
- Dekat dengab sumber jerami
- Dekat dengan Sumber air
- Akses kendaraan bermotor ke lokasi budidaya
- Dinding dalam dan atas menggunakan plastik polyetilen.
- Dinding luar menggunakan sterofoam.
Cara Budidaya :
1.
Jerami padi, abu sekam, sekam padi dicampur
air kapur yang banyak diaduk-aduk merata, dikomposkan dulu 3-4 hari hingga
membusuk.
2.
Buatlah bedengan jerami padi yang sudah
dikompos diikat, ditumpuk melintang bersilangan 2 lapis diatas tanah ukuran 5 X
1 meter, beri alas batu bata/ batu kali tinggi 20 cm.
3.
Selang 2 lapis susunan merang jerami taburlah
sekam segar, abu sekam di atas permukaan, siramlah 1 kaleng minyak tanah di
atas permukaan.
4. Taburkan bibit jamur merang secara merata ditepi permukaan bedengan, ditutup dengan sekam tipis-tipis saja. Siramlah dengan air secukupnya pergunakan gembor air.
4. Taburkan bibit jamur merang secara merata ditepi permukaan bedengan, ditutup dengan sekam tipis-tipis saja. Siramlah dengan air secukupnya pergunakan gembor air.
Pembuatan Kompos
1. Lapisan
atas
: kompos bahan campuran
2. Lapisan bawah
: kompos
jerami atau bahan alternatif
Memasukkan Kompos
1. ±10 hari kompos jerami masuk
kumbung, simpan setinggi ±40 cm/rak.
2. Lapisi ± 0,5 cm kompos kapas yang telah dikompos selama 1 bulan.
3. Pasteurisasi sampai suhu 70°C, pertahankan 4-5 jam.
4. Penanaman dilakukan bila suhu < 40°C.
2. Lapisi ± 0,5 cm kompos kapas yang telah dikompos selama 1 bulan.
3. Pasteurisasi sampai suhu 70°C, pertahankan 4-5 jam.
4. Penanaman dilakukan bila suhu < 40°C.
Pasteurisasi / Steam
1. Lantai kumbung dibersihkan.
2. Peralatan untuk wadah penanaman bibit harus disertakan dalam pasteurisasi.
3. Semua ruang tertutup.
4. Drum pasteurisasi diisi penuh, salurkan pipa ke dalam kumbung.
5. Setelah mencapai 70°C (biasanya setelah 7-8 jam). Suhu dipertahankan 4-5 jam
6. Penanaman bibit dilakukan setelah istirahat 1 hari.
Catatan : 2. Peralatan untuk wadah penanaman bibit harus disertakan dalam pasteurisasi.
3. Semua ruang tertutup.
4. Drum pasteurisasi diisi penuh, salurkan pipa ke dalam kumbung.
5. Setelah mencapai 70°C (biasanya setelah 7-8 jam). Suhu dipertahankan 4-5 jam
6. Penanaman bibit dilakukan setelah istirahat 1 hari.
- bila penyeteaman tidak matang, maka jendela harus dibuka agar amoniak keluar.
- bila penyeteman matang, maka jendela ditutup saja.
Penanaman Bibit dan Pemeliharaan
1. pH diusahakan mencapai 7 / netral.
2. Peralatan untuk penanaman yang telah di pasteurisasi disiapkan untuk diisi bibit.
3. Bibit log dihancurkan agar lembut. ( 1 log untuk 1m2)
4. Bibit ditabur pada 2/3 media dari tinggi media / tengahnya tidak di tabur.
5. Bibit sempilan di tanam di bawah media gulungan sebanyak 2 tempat tanam.
6. Bisa juga dibuat bantalan di tiang dan ditanami bibit.
7. Hari I : penanaman dilakukan sore hari.
8. Hari II : pertumbuhan miselium diperhatikan.
9. Hari III : - Bila bibit telah keluar miselium, maka langsung disiram.
- Bila bibit belum tumbuh, maka penyiraman dilakukan hari ke 4.
- Penyiraman bibit dilakukan pada tengah hari ± pkl 13.00
10. Hari IV : mulai hari ke 4, pintu & jendela dibuka antara pkl 06.00-06.15.
11. Hari V : jendela dibuka 15°. Pintu di buka pkl 00.00 selama ½ jam.
12. Hari VI : jendela di buka 30 °.
13. Hari VII : jendela di buka 45°.
14. Hari VIII : jendela di buka 60-90° / bila jamur tumbuh besar.
15. Panen selanjutnya jendela dibuka terus sampai selesai.
2. Peralatan untuk penanaman yang telah di pasteurisasi disiapkan untuk diisi bibit.
3. Bibit log dihancurkan agar lembut. ( 1 log untuk 1m2)
4. Bibit ditabur pada 2/3 media dari tinggi media / tengahnya tidak di tabur.
5. Bibit sempilan di tanam di bawah media gulungan sebanyak 2 tempat tanam.
6. Bisa juga dibuat bantalan di tiang dan ditanami bibit.
7. Hari I : penanaman dilakukan sore hari.
8. Hari II : pertumbuhan miselium diperhatikan.
9. Hari III : - Bila bibit telah keluar miselium, maka langsung disiram.
- Bila bibit belum tumbuh, maka penyiraman dilakukan hari ke 4.
- Penyiraman bibit dilakukan pada tengah hari ± pkl 13.00
10. Hari IV : mulai hari ke 4, pintu & jendela dibuka antara pkl 06.00-06.15.
11. Hari V : jendela dibuka 15°. Pintu di buka pkl 00.00 selama ½ jam.
12. Hari VI : jendela di buka 30 °.
13. Hari VII : jendela di buka 45°.
14. Hari VIII : jendela di buka 60-90° / bila jamur tumbuh besar.
15. Panen selanjutnya jendela dibuka terus sampai selesai.
Perawatan dan Panen
- Bedengan disiram air bersih 1 minggu pagi dan sore. setelah itu selang 2 hari sekali diatur suhunya supaya konstan (bila kurang air disiram lagi/ bila lebih maka katup jendela dibuka).
- Setelah 20 hari, jamur-jamur sudah tumbuh dan siap dipanen. Panen dapat dilakukan terus menerus sampai 3 bulan, hanya membutuhkan pembibitan baru lagi.
Panen
1. Ciri jamur siap panen:
ü Bila
masih ada tonjolan , panen dilakukan keesokan harinya.
ü Bila
bulat sudah merata , jamur siap panen.
2. Cara panen jamur :
ü Lebih
baik tidak menggunakan kuku tangan, tetapi menggunakan pisau yang telah
disterilkan.
ü Tinggalkan
/ sisakan sedikit pangkal buah jamur yang di panen.
ü Media
tidak boleh terangkat.
3. Penyebab menurunnya kualitas jamur merang
(bercak-bercak):
ü Pasteurisasi
tidak matang.
ü Dedak
tidak matang
4. Penyebab jamur pecah :
ü Suhu
terlalu tinggi
ü Terlambat
waktu panen.
Sumber:
Pusat Inkubator Agribisnis
BBPP Lembang dan
berbagai sumber lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar