Tanaman
paria ( Momordica Charantia L ) merupakan tanaman semusim yang cocok tumbuh di
dataran rendah sampai menengah. Prospek pengembangan tanaman paria ini makin
cerah karena daya beli masyarakat yang makin baik, terutama terhadap paria yang
memiliki kualitas baik. Dan dengan sistem penanaman dengan menggunakan Mulsa
Plastik Hitam Perak ( MPHP ) sangatlah menguntungkan, karena dapat mengurangi
biaya tenaga kerja seperti penyiangan.
Agribisnis/Agroindustri
“Budidaya tanaman paria ( Momordica
Charantia L ), memiliki prospek yang cerah. “
Budidaya Paria Sistem MPHP “ memiliki beberapa aspek keunggulan diantaranya
sebagai berikut :
- Dalam aspek sosial, tanaman paria mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi dan mempunyai banyak manfaatnya untuk masyarakat.
- Dalam aspek ekonomis, tanaman paria mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi dan karena rasanya yang pahit paria mempunyai ciri khas tertentu, sehingga paria tetap banyak di jual di pasar dan banyak diminati.
- Dalam aspek teknis, budidaya tanaman paria relatif mudah dalam membudidayakan nya dan membutuhkan waktu yang relatif singkat.
Budidaya Tanaman Paria
Rencana
budidaya dapat di jadwalkan/di usahakan
tahapan dengan skedul sebagai berikut :
1.
Persiapan
Bibit
-
Prasowing
-
Sowing
-
Pemeliharaan
Bibit di Nursery
2.
Persiapan
Lahan
-
Pembersihan
Lahan
-
Pemupukan
Dasar
-
Pemasangan
MPHP
3.
Penanaman
4.
Pemeliharaan
Tanaman
-
Penyiraman
-
Penyulaman
-
Pembumbunan
-
Pemasangan
Ajir/Turus
-
Perambatan
-
Penyiangan
-
Perompesan
-
Polinasi
(Penyerbukan Bunga Jantan dan Bunga Betina)
-
Pemupukan
Susulan
-
Pengendalian
Hama dan Penyakit
-
Pengumpulan
Hasil
C.
Perencanaan
Penanganan Pasca Panen
-
Pengangkutan
-
Penimbangan
-
Penyortiran
PENGENALAN TANAMAN PARIA
1).Taksonomi
Kedudukan
tanaman paria dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio
: Angiospermae
Class :
Dicotyledoneae
Ordo :
Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Momordica
Species :
Momordica Charantia L
2). Morfologi
Paria
merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau merambat dengan perantara
alat pemegang yang berbentuk spiral. Tanaman
paria memiliki batang yang berwarna hijau,dengan panjang bisa mencapai
1,5 m. Daun berbentuk jari tangan, dengan ujung yang meruncing. Kedudukan daun
pada batang tanaman berselang-seling
antara satu daun dengan daun yang diatasnya.
Bunga
paria berumah satu, karena bunga jantan dan bunga betina letaknya terpisah
tetapi masih dalam pohon yang sama. Bunga paria berbentuk seperti terompet,
dengan mahkota bunga yang berwarna kuning cerah. Hal yang membedakan bunga jantan
dan bunga betina adalah bunga betina memilki bakal buah yang membengkak dibawah
mahkota bunganya. Sedangkan bunga jantan tidak mempunyai bagian yang
membengkak.
Buah
paria tumbuh dari ketiak daun dengan posisi menggantung, bila tanaman
dirambatkan pada turus bambu. Buah paria berbentuk bulat pendek hingga bulat
panjang, dengan warna kulit buah hijau keputihan hingga hijau gelap, ada yang
mulus dan ada yang berduri. Apabila buah paria dibelah, maka akan tampak biji
paria yang tersusun teratur pada bagian tengah buahnya. Biji paria berbentuk
pipih berwarna coklat hingga kekuningan. Pada permukaan bijinya terdapat lender, sehingga bila akan
digunakan sebagai benih harus dicuci lalu dikeringkan terlebih dahulu.
Karakter sex
Tanaman
paria pada umunya bunga jantan dan bunga betina terpisah tetapi masih dalam
satu pohon, ada yang mempunyai bunga hemaprodit, yaitu benang sari dan putik
dalam satu rumah/bunga, ada yang hanya mempunyai bunga jantan saja dan ada yang mempunyai
bunga bertina saja.
Karakter
sex pada tanaman paria dapat dimodifikasi sengan menggunakan zat kimia,
misalnya tanaman yang hanya mempunyai bunga betina saja dapat diubah dengan
menggunakan larutan tio sulfat sehingga dapat menghasilkan bunga jantan. Karena
tanaman yang hanya mempunyai bunga betina saja tidak dapat melakukan
penyerbukan.
Khasiat Buah Pare/Paria
Buah
pare ini telah lama dipakai sebagai obat di Cina sejak tahun 1578. Selain
secara tradisional sebagai tonikum, obat batuk, obat antimalaria, penambah
nafsu makan dan penyembuh luka, ratusan riset telah dilakukan diberbagai negara
untuk mengetahui efek buah pahit ini terhadap kadar gula darah. Hasil riset
yang telah dilakukan di berbagai negara tersebut ternyata mempertegas khasiat
buah pare sebagai antidiabetes.
Selain
obat diabetes, buah pare juga memiliki banyak manfaat atau khasiat bagi
kesehatan, antara lain;
1.
Dapat
merangsang nafsu makan
2.
Dapat
menyembuhkan penyakit kuning
3.
Memperlancar
pencernaan
4.
Obat malaria
5.
Memperlambat
virus HIV-Aids
6.
Dengan
kandungan vitamin C 120ml/100 gram
7.
Pare dapat
berfungsi juga menjaga kecantikan kulit
8.
Melawan sel
kanker
9.
Mencegah
kanker payudara
Selain buah pare, daun pare juga mempunyai manfaat
yang tidak kalah dengan buahnya:
1.
Dapat
menyembuhkan mencret pada bayi
2.
Membersihkan
darah bagi wanita yang baru melahirkan
3.
Dapat
menurunkan panas
4.
Dapat
mengeluarkan cacing kremi
5.
Dapat
menyembuhkan batuk
Catatan: Meskipun pare memiliki khasiat
bagi kesehatan, sebaiknya jangan mengkonsumsi pare
secara berlebihan, terutama bagi wanita hamil. Menurut penelitian pada sebuah
percobaan terhadap tikus hamil, pemberian jus pare dapat menimbulkan keguguran.
Sebaiknya konsultasikan hal tersebut kepada dokter Anda.
Penelitian lainnya
menyebutkan, tanaman pare dapat membuat
turunnya jumlah sperma sehingga dapat emnghambat reproduksi. Dengan kata lain pare dapat dikatakan menjadi obat
KB alami bagi pria karena mengandung zat antifertilitas.
B. Syarat Tumbuh
Tanaman paria ( Momordica Charantia L ), akan tumbuh dengan
baik dengan syarat tumbuh sebagai berikut :
a.
Syarat
Iklim
Daerah :
Tropis dan Subtropis
Ketinggian tempat :
0 - 500 m dpl
Suhu :
18 - 24˚C
Curah hujan :
60 - 200 mm/bulan
Sinar matahari : 10 - 12 jam/hari
1.
Paria
mempunyai daya adaptasi tumbuh yang
cukup tinggi
2.
Dapat
menyesuiakan diri terhadap iklim yang berlainan baik suhu dan curah hujan yang
tinggi
3.
Dapat
hijau sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim
4.
Membutuhkan
drainase tanah yang cukup baik
5.
Membutuhkan
tanah yang gembur dan banyak mengandung bahan organik, memerlukan PH antara 5-6
BUDIDAYA TANAMAN PARIA DENGAN SISTEM MPHP
Keuntungan
MPHP, diantaranya sebagai berikut :
1.
Pemberian
pupuk dapat dilakukan sekaligus sebelum tanam
2.
Menekan
pertumbuhan gulma
3.
Mengintensifkan
pemeliharaan
4.
Memantulkan
sinar matahari yang diserap klorofil
5.
Mengurangi
erosi bedengan akibat air hujan
Teknik Budidaya Tanaman Paria dengan Sistem MPHP
1.) Penyiapan
Lahan
Dalam
budidaya tanaman paria dengan sistem MPHP, penyiapan lahan harus dilakukan
terlebih dahulu kemudian disusul dengan penyiapan benih dan pembibitan. Hal ini
di maksudkan agar tanah sebagai media tanam sudah benar-benar matang dan layak
ditanami, sebaiknya apabila pembibitan dilakukan terlebih dahulu maka penyiapan
lahan akan terburu-buru, sehingga tanah belum matang benar dan bibit sudah
terlanjur tua.
Beberapa
hal yang penting untuk diperhatikan dalam penyiapan lahan budidaya paria dengan
sistem MPHP adalah pemilihan lahan yang memenuhi persyaratan dan tahapan cara
pengelolahan tanah.
Adapun
persyaratan lahan untuk budidaya paria adalah :
- Lahan bukan bekas tanaman yang sejenis atau sefamili, seperti mentimun, semangka, kacang panjang, dan kentang, guna menghindari resiko serangan penyakit.
- Tempat terbuka agar penyinaran sinar matahari secara penuh.
- Lahan yang paling baik adalah tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak perlu membajak cukup berat.
- Lahan tegalan ( tanah kering ) dapat digunakan asalkan cukup tersedia air.
Langkah
– langkah dalam persiapan lahan sebagai berikut :
1.
Lahan
yang akan dipakai tempat penanaman dibersihkan dari segala macam gulma agar
tidak menjadi sarang hama penyakit.
2.
Melakukan
pembajakan dan kemudian merotari tanah yang sudah dibajak dengan tujuan untuk
menggemburkan, memperbaiki draenase dan aerase tanah dan menghilangkan OPT (
Organisme Pengganggu Tanaman ) yang bersembunyi didalam tanah. Dengan kedalaman
tanah 30-40 cm kemudian tanah dibiarkan selama 7-14 hari.
3.
Membuat
bedengan dengan ukuran lebar 100 cm dengan ketinggian bedengan 40 cm pada musim
kemarau dan pada musim hujan 50 cm, jarak bedengan/parit 40 cm, jarak tanam 60
cmdan panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan.
4.
Pada
saat lahan 70% bedengan dipupuk dengan pupuk kandang ( kotoran sapi ) yang
telah matang dan bokasi sebanyak 100 kg, kemudian diaduk dengan tanah bedengan,
setelah merata tanah dibiarkan selama 7 hari.
2.) Pemasangan MPHP
Setelah melakukan pemupukan dasar maka segera
dilakukan pemasangan MPHP, waktu yang tepat untuk pemasangan MPHP sekitar pukul
11.00 - 15.00 WIB agar MPHP memuai dan menutup rapat tanah, pemasangan MPHP
dilakukan oleh 2 orang. Caranya kedua ujung MPHP ditarik sesuai panjang
bedengan akan tetapi panjang MPHP dengan panjang bedengan jangan sama panjang
pada saat pemotongan panjang MPHP harus dikurangi 0,5-1 m dari bambu yang
ditancapkan di sisi kanan dan sisi kiri bedengan dengan jarak 60 cm.
3.) Persiapan benih dan
Pembibitan
Bersamaan
dengan terbentuknya bedengan kasar dilakukan penyiapan benih dan pembibitan
terlebih dahulu, karena dalam budidaya tanaman paria membutuhkan peranan
penting untuk menghasilakan benih berkualitas tinggi, maka harus di lakukan
persemaian secara baik, agar memperoleh bibit yang normal dan resisten terhadap
hama dan penyakit pada saat persemaian, ada satu hal yang perlu di perhatikan
yaitu dalam pengaturan cahaya, karena bibit yang kurang mendapatkan cahaya akan
menunjukan pertumbuhan yang memanjang dan pucat (etiolasi).
Benih
Tanaman paria pada umumnya di perbanyak secara generatif,
berikut ini adalah ciri-ciri benih yang berkualitas baik, yaitu :
1. benih tidak cacat
2. memiliki daya kecambah ≥ 80%
3. bernas
4. kulit benih mengkilap
5. benih harus berasal dari tanaman yang sehat
dan subur, yang kemudian di ekstraksi dan
di keringkan hingga kadar air ± 12%.
Perlakuan Benih Sebelum Semai (Prasowing )
Benih yang
akan disemai tidak selalu siap untuk disemai, karena benih mengalami masa
dormansi yaitu benih tidak dapat berkecambah walaupun sebenarnya hidup. Masa
dormansi pada benih dapat berlangsung selama beberapa hari (terutama benih yang
baru diekstrak dan dikeringkan), semusim, bahkan sampai beberapa tahun.
Masa dormansi
pada benih paria dapat dilakukan dengan cara direndam dalam air yang dicampur
dengan fungisida (benlate) dengan dosis 1 gr/liter air dan KNO3 dengan
dosis 1-2 gr/liter air selama 30-45 menit. Setelah direndam, benih
ditiriskan dan dimasukkan kedalam petridis yang
sudah diberi alas dan ditutup dengan kertas merang, kemudian di simpan kedalam
ruangan yang lembab dan gelap selama 1-2 hari.
Persemaian
Benih paria
dapat di tanam langsung, tetapi akan lebih baik apabila di semai terlebih
dahulu pada lahan persemaian. Hal ini di maksud untuk memudahkan dalam
pengawasan, sehingga dapat di peroleh
pertumbuhan bibit yang seragam dan untuk menghemat benih. Pada tahap awal,
benih yang disemai diletakkan pada ruangan yang ternaungi. Setelah keluar daun
dan berusia ± 7-9 hari, kemudian dipindahkan pada lahan.
Proses persemaian ada beberapa
tahap, di antaranya yaitu :
1.
Mempersiapkan benih yang akan disemai dan memberikan
pelabelan untuk setiap masing-masing kode agar tidak terjadi percampuran.
2.
Mempersiapkan media semai, yaitu tanah, pupuk kandang,
kokopit(serbuk sabut kelapa), dan arang sekam dengan perbandingan 2:1:1:1 yang
kemudian dimasukkan ke dalam tray.
3.
Benih yang telah disiapkan kemudian ditaburkan pada permukaan
tray, dimana dalam satu lubang cukup dengan satu biji. Kemudian ditutup dengan
media semai lagi dan disiram.
4.
Setelah keluar daun dan berumur ± 7-9 hari, bibit siap di
transplanting.
Pemeliharaan di dalam nursery
Bibit selama
dalam nursery perlu pemeliharaan agar bibit dapat tumbuh secara optimal dan
mencegah adanya serangan hama dan penyakit. Pemeliharaan yang dilakukan di
dalam nursery adalah sebagai berikut :
1. Penyiraman
Penyiraman didalam nursery dilakukan 2-3X sehari yang
dilakukan setiap hari. Penyiraman bertujuan agar mempercepat pembentukan akar,
dengan keadaan tanah yang basah, maka perakaran akan lebih mudah menembus dan
kebutuhan air untuk proses pertumbuhan akan tercukupi.
2. Penyemprotan pestisida dan pupuk.
Penyemprotan pestisida bertujuan untuk mencegah adannya
serangan hama dan penyakit. Penyemprotan pestisida biasanya dicampur dengan
pupuk yang bertujuan untuk memacu pertumbuhan pucuk. Penyemprotan dilakukan 2x
dalam seminggu.
4). Penanaman
Waktu
tanam yang paling baik adalah sore hari pada awal musim kemarau dan bibit paria
yang sudah berumur 7-9 hari atau berdaun
2-4 helai, karena walaupun pada musim hujan masih dapat berproduksi dengan
baik, namun pemeliharaannya harus optimal. Sehari sebelum tanam bedengan yang telah
ditutup MPHP harus terlebih dahulu dibuat lubang tanam, dengan jarak 60 cm
antara tanaman dalam satu bedengan, karena penanaman paria yang penulis lakukan
single row atau atu baris tanaman dalam satu bedengan.
Cara penanaman bibit paria adalah sebagai berikut:
1.
Bibit
yang sudah siap untuk di tanam kemudian di bawa kelahan yang siap di tanam.
2.
Penanaman
dilakukan dengan cara mula-mula bibit di cabut dari trey dengan menggunakan
tiga jari pada pangkalnya
3.
Tekan
bagian bawah tray hingga tanah pada trey terikut supaya tidak merusak bagian akar dengan cara
hati-hati.
4.
Kemudian
bibit dimasukan sambil ditimbun dengan tanah, sehingga dekat pangkal batangnya
cukup padat.
5.
Bibit
yang sudah ditanam langsung disiram agar terhindar dari kelayuan (stagnasi).
Perlakuan
setelah tanam, ada 3 hal yaitu sebagai berikut :
1)
Penyiraman
Penyiraman biasanya dilakukan
dengan cara di kocor menggunakan selang pada saat setelah tanam, agar terhindar
dari kelayuan (stagnasi).
2)
Pemberian
Furadan 3 GR
Furadan di berikan pada saat
tanaman sudah di lakukan penyiraman dengan dosis 1-2 gr/tanaman, bertujuan
untuk menjaga tanaman dari serangan nematoda dan ulat tanah.
3)
Drancing
Merupakan kegiatan yang
dilakukan 1 hari setelah tanam di lahan, dengan memberikan pupuk daun yaitu
Growmore N dengan dosis 1 gram/liter air
dan pestisida seperti Previcur N dengan dosis gram/liter air, di berikan
dengan cara di kocor.
5).
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan
tanaman merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan selama budidaya dari
awal penanaman sampai akhir tanaman tersebut berproduksi.
Penyiraman
Untuk mendapatkan
kualitas dan produksi yang baik, penyedian air yang cukup merupakan syarat yang
paling penting yang harus dilakukan terutama pada periode kritis. Kemudian
dalam budidaya tanaman paria, penyiraman perlu dilakukan untuk pengangkutan
unsur hara yang ada didalam tanah lalu diangkat ke jaringan tanaman, penyiraman tanaman paria
dilakukan 3 kali sehari, tetapi lihat kondisi tanah, tanaman, dan cuaca. Penyiraman dilakukan dengan
menggunakan teknolgi modern yaitu menggunakan selang “sumisansui”.
Pembumbunan
Pembumbunan adalah kegiatan
pemeliharaan tanaman yang dilakukan untuk memperkuat sistem perakaran/ menutup
akar yang terlihat dan memperkokoh pertumbuhan batang. Waktu pembumbunan yaitu
dilakukan pada saat tanaman berumur 7 HST.
Pemasangan
dan Pengikatan turus
Tanaman
paria umumnya menjalar atau merambat dan berbuah banyak sehingga untuk
menompang pertumbuhannya agar kuat dan kokoh diperlukan pemasangan ajir.
Pemasangan ajir dilakukan setelah tanaman berusia 7 HST, ajir dipasang tegak
dan jumlah ajir tiap tanaman sebanyak 3 ajir yang di pasang berbentuk segitiga,
antara ketiga ajir tersebut disatukan lalu diikat oleh tali majun dan
dihubungkan antara ketiga ajir
tersebut secara berjajar tepat pada ketinggian antara 1,2-1,5
M dari permukaan tanah, dan di pasangkan satu turus untuk palang atas kemudian
lakukan pengikatan kembali dengan menggunakan tali majun.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada tanaman yang
berumur 7 HST, tujuan dari penyulaman yaitu untuk
mempertahankan populasi, menggantikan tanaman yang mati dan layu ataupun rusak.
Cara penyulaman yaitu mengganti tanaman yang mati dengan bibit tanaman yang baru dan dipilih yang baik
pertumbuhannya dengan unsur yang sama.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila ada gulma
yang tumbuh disekitar lubang tanam, hal ini dilakukan untuk menghindari
persaingan unsur hara dan persaingan
sinar matahari. Pada budidaya tanama paria ini dengan menggunakan system MPHP,
maka penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh disekitar
lubang tanam dengan tangan atau alat bantu.
Perambatan
Tanaman
paria selain dari tanaman semusim juga mempunyai sifat merambat atau menjalar,
maka perambatan paria dibantu oleh tenaga manusia perambatan mulai dilakukan
setelah tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan perambatan paria dilakukan 2
kali dalam seminggu.Tujuan dari perambatan yaitu untuk mempermudah dalam
pemeliharaan. Kemudian cara perambatan tanaman paria yaitu batang utama
dirambatkan pada turus, lalu diikat dengan menggunakan tali rafia, dengn
menggunakan sistem “angka delapan” . hal yang harus di perhatikan pada saat
pengikatan sulur tanaman paria yaitu jangan terlalu kencang, karena di
khawatirkan terjadi pembengkakan pada tanaman.
Pemupukan
susulan
Pemupukan
Susulan merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan bersamaan pada saat pemeliharaan tanaman. Tujuan
dari pemupukan susulan adalah untuk memenuihi kebutuhan unsur hara di dalam
tanah yang di butuhkan tanaman. Pemupukan dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu :`
Pemupukan sistem semprot
Pemupukan yang menggunakan mesin
power sprayer yang di campur dengan pestisida dan pupuk, biasanya menggunakan
pupuk daun yaitu Growmore N yang biasa di berikan dengan cara di semprotkan
yang di campurkan dengan air yang bermanfaat untuk memacu pertumbuhan.
Pemupukan sistem kocor
Pemupukan ini dilakukan dengan cara
melarutkan pupuk kedalam air, selanjutnya di siramkan pada tanaman dengan dosis
yang dianjurkan. Pupuk yang di kocor biasanya lebih dari satu jenis, yang
bertjuan agar menghemat pemakaian tenaga
kerja.
Tabel 2. Aplikasi Pupuk Berdasarkan
Pengamatan di Lapangan
Waktu
Pemupukan
|
Jenis
Pupuk
|
Dosis
Pupuk
|
4 hari setelah tanam
|
NPK 16.16.16
|
2 gr/tanaman
|
21 hari setelah tanam
|
NPK 16.16.16
|
5 gr/tanaman
|
4 minggu setelah tanam
|
NPK 16.16.16
|
5 gr/tanaman
|
5 minggu setelah tanam
|
NPK 16.16.16
|
10 gr/tanaman
|
6 minggu setelah tanam
|
NPK 16.16.16
|
10 gr/tanaman
|
7 minggu setelah tanam
|
NPK 16.16.16
|
10 gr/tanaman
|
8 minggu setelah tanam
|
NPK 16.16.16
|
10 gr/tanaman
|
9 minggu setelah tanam
|
NPK 16.16.16
|
10
r/tanaman
|
1.
Perompesan
Perompesan adalah pembuangan
batang-batang yang tidak produktif atau daun-daun yang sudah tua, pemangkasan
ini juga untuk menghilangkan serangan hama dan penyakit yang menyerang daun
atau batang dan menghindari penyebaran hama dan penyakit terhadap
daun dan batang yang lain.
2. Polinasi
( penyerbukan bunga jantan dan betiina )
Polinasi adalah menyerbukan benang sari ( jantan ) ke
kepala putik ( betina ) untuk menghasilkan buah yang lebih sempurna.
Polinasi terbagi dua yaitu polinasi alami dan polinasi
buatan :
1). Polinasi Alami
Polinasi alami yaitu proses
bertemunya serbuk sari ( jantan ) dengan kepala putik ( betina ) tanpa bantuan
manusia atau terjadi secara alami, misalnya : penyerbukan oleh angin, serangga,
air, dll.
2).
Polinasi Buatan
Polinasi
buatan yaitu proses bertemunya serbuk sari (
jantan ) dengan kepala putik ( betina ) dengan bantuan manusia.
Polinasi
buatan ada 3 macam diantaranya, yaitu :
- ELFING, yaitu polinasi dimana bunga jantan dan betina dari satu tanaman yang sama.
- SEBBING, yaitu polinasi dimana bunga jantan dan betina dari tanaman tetangga tetapi satu varietas.
- CROSSING, yaitu polinasi dimana bunga jantan dan betina berasal dari dua varietas atau beda jenis.
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman
Serangan
hama dan penyakit seringkali menjadi factor pembatasan tehdap produksi suatu
tanaman. Oleh karena itu perlu dilakukn usaha perawatan dan perlindungan secara
tertur agar tanaman tetap sehat.
Pada
tanaman paria ada beberapa jenis hama yang menyerang, antara lain:
a. White fly (Trialeurodes
vaporariorum)
Ciri
– ciri : Serangga dewasa bersayap putih dengan tubuh kuning
berukuran sekitar 1 mm, tubuh tertutup bahan seperti tepung memiliki
sayap melebar dengan bagian ujung sayap melebar. Serangga ini aktif dan bersembunyi
dibawah permukaan daun.
Gejala
serangan : mulutnya yang menusuk-menghisap menyebabkan bercak klorotik dipermukaan
dan menyebabkan luka-luka kecil yang mengeluarkan cairan gula sehingga
ditumbuhi jamur seperti jelaga, White fly merupakan vector Gemini virus.
Pengendalian
: Sanitasi
lahan dari gulma maupun tanaman sekunder yang dapat menjadi inang alternatif.
seperti gulma,babadotan, atau kembag sepatu . Aplikasi insektisida dengan
menggunakan obat berbahan aktif tramektosan, metidation, petmetrin, dan
abamektin.
b. Ulat jengkal (crysodeixis calcites)
Ciri-ciri :
- Ulat berwarna
hijau
- Memiliki
ruas-ruas disepanjang tubuhnya
- Terdapat garis
membujur berwarna putih kekuningan
- Panjang ulat
ini mencapai 4 cm
Gejala serangan
: Daun-daun berlubang bekas gigitan ulat dan sering terdapat kotoran ulat
berwarna hijau tua,basah dan menutupi permukaan daun. Ulat ini juga
menggerogoti kulit buah sehingga permukaan buah menjadi rusak.
Pengendalian : Mengumpulkan
ulatnya kemudian di musnahkan dan Menggunakan insektisida racun kontak dan
lansung seperti rampage berbahan aktif
klofenafir.
Penyakit
tanaman paria yang biasa menyerang ada beberapa macam yaitu:
a.
Downy mildew
( Pseudeperonouspora cubensis )
Penyebab
: Pseudoperonospora cubensis
Gejala serangan : berupa bercak-bercak
kekuning-kuningan pada permukaan daun bagian atas yang di batasi tulang-tulang
daun. Bercak-bercak pada daun tersebut berawal dari daun-daun tua pada bagian
bawah tanaman dan merambat keatas. Pada pagi hari atau pada saat kelembaban
tinggi, dibagian permukaanbawah daun akan terlihat massa jamur berwarna hitam.
Kondisi yang mendukung perkembangan jamur adalah kelembaban tinggi dan suhu
sejuk ( 18˚- 22˚C ) atau hujan yang diselingi panas.
Pengendalian : sanitasi lahan dari gulma,
melakukan rotasi tanaman dan aplikasi yang berbahan aktif propineb dan
tridemorf.
b.
Gemini virus
Penyebab : white fly
Gejala serangan : daun berwarna
kekuning-kuningan kemudian dilanjutkan dengan mengerutnya daun ( Daun Menjadi
Kerdil ), penyebab dari virus ini adalah adanya white fly yang merupakan vektor
dari virus ini. Tanaman yang terserang akan kerdil sehingga tidak akan
berproduksi dengan baik atau sama sekali.
Pengendalian : dengan mencegah terjadinya
serangan white fly dan secara kultur teknis dengan langsung mencabut tanaman
yang terserang penyakit.
1.1 Aplikasi
fungisida dan Insektisida
Untuk menanggulangi
adanya serangan hama dan penyakit diperlukan penanggulangan secara kimiawi
yaitu dengan menggunakan insektisida dan fungisida, Aplikasi menggunakan hand
sprayer . Adapun insektisida dan fungisida yang biasa di gunakan adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.
Aplikasi Insektida yang digunakan
NO
|
INSECT
|
INSEKTISIDA
|
BAHAN AKTIF
|
DOSIS/LT
|
APLIKASI
|
1.
2.
|
White Fly
Ulat Jengkal
|
Rampage
Agrimec
Rampage
|
Klofenafir
Abamectin
Klofenafir
|
50 cc
18 gr/lt
50 cc
|
Pagi
Pagi
Pagi / Sore
|
Tabel 4. Aplikasi
fungisida yang biasa digunakan
NO.
|
FUNGI
|
FUNGISIDA
|
BAHAN AKTIF
|
DOSIS/LT
|
APLIKASI
|
1.
2.
|
Downy Mildew
Gemini virus
|
Ridomil gold
Teknis non kimiawi
|
Mankozeb 64%
Teknis non kimawi
|
2 Gr
Teknis non kimiawi
|
Pagi
Pagi / Sore
|
2.
Penanganan Panen Dan Pasca Panen
1. Panen
Tanaman paria
mulai biasanya dipanen pada umur 44-55 hari setelah tanam. panen dapat
dilakukan dengan interval 3-5 hari sekali dan biasanya berlangsung 12 kali.
Untuk tanaman yang diambil bijinya biasanya dipanen pada umur 60-70 hari
setelah tanam.
Cara panen
buah paria yaitu dengan memilih buah yang berukuran maksimal.
Buah paria
mampu mempertahankan kesegarannya hingga 10-14 hari, bila disimpan pada suhu
7,2˚-10˚C, dengan kelembaban 90%-95% dan kadar air 96,1.
2.Pasca Panen
Kegiatan pasca panen buah paria meliputu:
·
Buah diangkut dari kebun keruang ektraksi
·
Menimbang buah dan mencatat hasil deskripsi buah
·
Menyortir buah
·
Buah paria siap diambil oleh pembeli
3. Pemasaran hasil
Hasil panen
paria dilakukan dengan cara dijual pengumpul, dari pengumpul disalurkan kepasar
dan dari pasar barulah sampai ke
konsumen
Analisa Usaha
Dan Tataniaga
Analisa Usaha
Tani
Berdasarkan
observasi lapanagn dengan objek
luas
lahan 2500 m². Budidaya Tanaman Paria cukup
menguntungkan. Analisa usahatani meliputi sebagai berikut :
I.
Input
Input adalah nilai-nilai
korbanan ekonomis yang tidak dapat dihindari atau diperlukan dalam menghasilkan
suatu produk.
Biaya Variabel
Biaya Variabel adalah biaya
yang besar kecilnya tergantung kepada besarnya volume produksi. Adapun biaya
variabel pada usaha budidaya paria meliputi :
-
Sarana
produksi = Rp 3.329.150
-
Tenaga
kerja tidak tetap = Rp 3.066.000
-
Biaya
bunga modal pertanaman =
Rp 383.709+
Jumlah
Biaya Variabel Total ( BVT ) =
Rp 6.778.859
Biaya Tetap
Biaya Tetap adalah biaya besar
kecilnya tidak tergantung oleh volume produksi.
Adapun biaya tetap pada usaha budidaya paria meliputi :
-
Biaya
Sewa Lahan Milik Sendiri =
Rp 1.500.000
-
Biaya
Alat = Rp 2.798.446,65
-
Biaya
Tenaga Kerja Tetap = Rp 3.600.000+
Jumlah Biaya
Tetap Total ( BTT ) = Rp7.898.446,65
Otput
Output adalah penerimaan dari
seluruh hasil yang diperoleh dari suatu usaha. Penerimaan merupakan perkalian
dari jumlah total hasil panen dikali harga jual rata-rata.
Adapun
penerimaan total dari usaha budidaya paria adalah :
1.
Panen
ke-1 : 347,19 kg
x Rp 2000/kg = Rp 694.380
2.
Panen
ke-2 : 115,73 kg
x Rp 2000/kg = Rp 231.460
3.
Panen
ke-3 : 578,66 kg
x Rp 2000/kg = Rp 1.157.320
4.
Panen
ke-4 : 578,66 kg x Rp 2000/kg = Rp
1.157.320
5.
Panen
ke-5 : 1041,6 kg x Rp 2000/kg = Rp
2.083.200
6.
Panen
ke-6 : 1273,06 kg x Rp 2000/kg = Rp 2.546.120
7.
Panen
ke-7 : 462, 93 kg x Rp 2000/kg = Rp
925.860
8.
Panen
ke-8 : 1736 kg x Rp 2000/kg = Rp
3.472.000
9.
Panen
ke-9 : 1273,06 kg x Rp 2000/kg = Rp 2.546.120
10. Panen ke-10 :
347,19 kg x Rp 2000/kg = Rp
694.380
11. Panen ke-11 : 1041,6
kg x Rp 2000/kg = Rp 2.083.200
12. Panen ke-12 :
694,39 kg x Rp 2000/kg = Rp 1.388.780
9490,07 kg =Rp18.980.140
Pendapatan Pengelola
Pendapatan
pengelola atau keuntungan adalah nilai seluruh penerimaan total dikurangi
seluruh biaya produksi total.
Pendapatan Pengelola = Output – Input
=
Rp 18.980.140 – Rp 14.667.305,7
= Rp 4.312.834,3
Pendapatan Keluarga
·
Pendapatan
pengelola = Rp 4.312 834,3
·
Bunga
modal alat pertanaman = Rp
1.500.000
·
Biaya
sewa lahan milik sendiri = Rp 383.709+
Jumlah =
Rp. 6.196.543,3
O/I Ratio
O/I Ratio adalah
perbandingan antara output (penerimaan) dan input (biaya). Dengan ratio ini
kita akan dapat mengetahui dengan biaya yang dikeluarkan, maka kita akan
mengetahui berapa penerimaan yang akan diterima. Adapun O/I Ratio yang didapat
dalam usaha ini adalah 1,2 ( satu koma dua ). Arinya setiap mengeluarkan Rp 1,-
akan menghasilkan Rp 1,2.
Break Event Point (BEP)
a). BEP
Produk : satuannya adalah kilogram (kg).
Untuk mengetahui titik impas produksi
(kg) dari seluruh jumlah produksi (kg) yang dihasilkan dari suatu agribisnis.
BEP
Produk : Rp 6.141,87/kg
b). BEP
Nilai : satuannya rupiah (Rp)
Untuk
mengetahui titik impas nilai hasil (Rp) dari seluruh jumlah nilai (Rp) yang
dihasilkan dari suatu agribisnis.
BEP Nilai : Rp 12.283.742,8 dibulatkan
menjadi Rp 12.283.743
Analisa Tataniaga
Dari hasil panen
paria dilakukan dengan cara dijual ke pedagang (pengumpul), selanjutnya dipasarkan
dan sampai ke konsumen. Adapun rantai tata niaga pemasaran hasil paria sebagai
berikut :
Produsen --- Pengumpul --- Pasar --- Konsumen
MASALAH DAN PEMECAHAN
Masalah
Masalah yang sering dihadapi budidaya tanaman paria sistem MPHP yaitu
adanya Penyakit Gemini virus, Dalam penyerangannya penyakit ini dapat
memperlambat pertumbuhan hingga tanaman menjadi kerdil.
Pemecahan
Masalah
Usaha pengendalian penyakit Gemini virus yaitu dengan
sanitasi lahan dengan gulma, perbaikan drainase, melakukan rotasi tanaman,
memusnahkan daun-daun yang terserang dalam tingkat awal menggunakan teknis non
kimiawi menggunakan alat bantu manual.
USAHA PROSPEK PENGEMBANGAN
Prospek budidaya paria prospek hasilnya semakin hari
semakin cerah, dilihat dari harga jualnya cukup terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat selain rasa paria yang enak, paria juga mengandung nilai gizi yang
komposisinya lengkap.
Selain untuk dikonsumsi secara segar ( Lalapan ) paria
juga digunakan sebagai penambah nafsu makan. Paria dipercaya sebagai obat
pembersih darah dari zat-zat negatif yang tergantung didalam tubuh.
Tabel 5. Kandungan gizi paria dalam 100 gram bahan
mentah
Kandungan gizi
|
Nilai satuan
|
Kalori
Protein
Lemak
Hidrat Arang
Vitamin A
Vitamin B
Vitamin C
|
9 gram
1 gram
0,1
1 gram
10-40 gram
20 gram
20-100 gram
|
Kesimpulan
Berdasarkan
observasi pengalaman di atas diperoleh
kesimpulan sebagai berikut.
5.
Teknis
Diantara
family cucurbitaceae tanaman paria yang cukup mudah dibudidayakan, karena
tanaman ini adalah tanaman yang bisa ditanam didataran rendah sampai sedang.
6. Ekonomis
Dilihat dari
analisa, tanaman paria cukup menguntungkan dijadikan usaha, karena tanaman
paria memiliki prospek yang cerah dipasaran.
7. Sosial
Dapat menambah
lapangan kerja sehingga bisa mengurangi tingkat pengangguran, dan juga sebagai
sumber gizi makanan bagi masyarakat.
DAPTAR
PUSTAKA
Nazarudin. 1994. Sayuran
dataran rendah. Jakarta : Penebar Swadaya
Soerdirdjoatmojo, Soetomo . 1986 . Bertanam Sayuran Buah . Jakarta : BP
Karya Abadi
Sunaryo, Hendr.
1990. Produksi Sayuran dan Panen
:Sinar Baru Agresindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar