Potensi lahan rawa di Indonesia kurang lebih 20 juta hektar tersebar
di beberapa daerah di tanah air. Di Sulawesi Tengah, luas lahan rawa
tidak kurang dari 224.160
hektar, yang tersebar hampir di semua kabupaten dengan produktivitas
padi masih rendah, yakni 1,29 t/ha. Untuk itu, diperlukan penerapan
teknologi tepat guna, diantaranya penggunaan varietas yang adaptif untuk
lahan rawa.
Penggunaan varietas unggul yang cocok dan adaptif merupakan salah satu komponen teknologi yang nyata kontribusinya terhadap peningkatan produktivitas tanaman. Namun, keterbatasan pengetahuan petani akan varietas yang cocok ditanam di lahan rawa, menyebabkan petani menggunakan varietas-varietas yang diperuntukan bagi lahan sawah irigasi.
Dalam pengembangan lahan rawa ada beberapa hambatan yang akan dihadapi seperti drainase yang buruk, adanya pirit di sekitar daerah perakaran dan sebagian bergambut tebal, dan ini tergantung dari tipe rawanya. Badan Litbang Pertanian punya strategi untuk mengatasi masalah dan tantangan tersebut, yaitu dengan penciptaan dan penguatan inovasi teknologi serta diseminasi teknologi pertanian spesifik lokasi. Bila ini dikelola dengan baik, maka ke depan, rawa dapat menjadi sumber pertumbuhan baru padi nasional.
Ada 5 (lima) varietas padi unggul yang diperkenalkan, yaitu Banyuasin, Dendang, Mendawak, Inpara 3 dan Inpara 5 dengan luasan keseluruhan 3 (tiga) hektar. Direncanakan, padi-padi tersebut akan dipanen awal Oktober 2012 dan hasilnya akan dijadikan stock benih oleh petani kooperator.
BPTP Sulawesi Tengah tahun 2012 telah melakukan akselerasi diseminasi inovasi teknologi dengan melakukan display varietas padi khusus lahan rawa di Desa Ogomatanang Kecamatan Lampasio Kabupaten Toli-Toli. Kabupaten ini memiliki luasan lahan rawa kurang lebih 2.820 hektar.
Sumber: BPTP Sulawesi Tengah
Berita lain terkait pertanian:
Krisis Pangan: 8 Penyebab Petani Indonesia Tertinggal
Penggunaan varietas unggul yang cocok dan adaptif merupakan salah satu komponen teknologi yang nyata kontribusinya terhadap peningkatan produktivitas tanaman. Namun, keterbatasan pengetahuan petani akan varietas yang cocok ditanam di lahan rawa, menyebabkan petani menggunakan varietas-varietas yang diperuntukan bagi lahan sawah irigasi.
Dalam pengembangan lahan rawa ada beberapa hambatan yang akan dihadapi seperti drainase yang buruk, adanya pirit di sekitar daerah perakaran dan sebagian bergambut tebal, dan ini tergantung dari tipe rawanya. Badan Litbang Pertanian punya strategi untuk mengatasi masalah dan tantangan tersebut, yaitu dengan penciptaan dan penguatan inovasi teknologi serta diseminasi teknologi pertanian spesifik lokasi. Bila ini dikelola dengan baik, maka ke depan, rawa dapat menjadi sumber pertumbuhan baru padi nasional.
Ada 5 (lima) varietas padi unggul yang diperkenalkan, yaitu Banyuasin, Dendang, Mendawak, Inpara 3 dan Inpara 5 dengan luasan keseluruhan 3 (tiga) hektar. Direncanakan, padi-padi tersebut akan dipanen awal Oktober 2012 dan hasilnya akan dijadikan stock benih oleh petani kooperator.
BPTP Sulawesi Tengah tahun 2012 telah melakukan akselerasi diseminasi inovasi teknologi dengan melakukan display varietas padi khusus lahan rawa di Desa Ogomatanang Kecamatan Lampasio Kabupaten Toli-Toli. Kabupaten ini memiliki luasan lahan rawa kurang lebih 2.820 hektar.
Sumber: BPTP Sulawesi Tengah
Berita lain terkait pertanian:
Krisis Pangan: 8 Penyebab Petani Indonesia Tertinggal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar